(ilustrasi)

Assalamu'alaykum Warahamtullahi Wabarakatuh...

Bagaimana puasa Ramadhannya Sob, lancar kan? Alhamdulillah.
Yang masih ga puasa, sadarlah kawan, mau sampai kapan terus begini? Mau 'nunggu sampai tua? Semakin tua anda semakin malas beribadah kalau dari kecilnya tidak dibiasakan. Ayo mari hijrah, apalagi ini momennya pas di bulan Ramadhan.

Okelah kita tinggalkan yang tidak berpuasa tadi. Sekarang kita fokus kepada bahasan artikel.

Bicara bulan Ramadhan pasti kita akan teringat pada kenangan masa kecil dahulu. Karena momen-momen seperti Ramadhan dan Idul Fitri inilah yang paling berkesan di hati kita, iya kan?

Diantara kenangan masa kecil yang berkesan tersebut salah satunya adalah tradisi atau permainan.

Ada beberapa tradisi atau permainan anak-anak di masa kecil saya dulu yang sangat populer dan identik dengan bulan Ramadhan. Apa saja tradisi anak jaman old tersebut? Simak dibawah ini:

Meriam bambu

Ini sudah tradisi "wajib" di tempat saya dulu. Memasuki Ramadhan di hari pertama sudah terdengar suara mendentum dari segala penjuru. Anak-anak sudah mulai dengan meriam bambu mereka.

Sesuai dengan namanya meriam bambu, memang terbuat dari bambu. Biasanya panjang bambu dibuat 2 meteran. Dan diatasnya (dekat pangkal bambu) dibuat lubang untuk diisi minyak tanah. Bambu kemudian dipanasin dengan api. Setelah cukup panas, baru lubang disulut dengan api, dan buuuuuuuum....!!!! Lumayan memekakkan telinga orang-orang yang mendengar..

Biasanya kalau ingin perang-perangan, anak-anak menutup moncong meriam dengan kaleng, saat disulut api, meriam memuntahkan kaleng menuju arah sasaran. Suara yang paling keras mendentum dan kaleng yang paling jauh terlempar maka dialah pemenangnya. Seru juga rasanya. Jadi ingat masa kanak-kanak.

Meriam Kaleng

Jenis meriam kaleng ini juga menjadi tradisi/permaiann anak-anak saat Ramadhan. Ada yang tahu jenis meriam ini? Ya payah ente, generasi jaman sesudahnya berarti ente. 😀

Meriam kaleng hampir sama cara kerjanya dengan meriam bambu. Bahannya saja yang berbeda, yang ini terbuat dari kaleng. Biasanya kaleng yang dipakai adalah kaleng bekas Baygon. Tahu ga kaleng bekas Baygon? Ya ga asyik ente, generasi micin, wkwk.. 😀
Kaleng Baygon untuk meriam ini mungkin sudah tidak beredar lagi sekarang.

Membuat meriam kaleng cukup mudah. Kaleng Baygon dilubangi permukaannya, posisi lubang tidak terlalu di tengah. Terus tutup baygon dibuang, diganti dengan tutup kaleng susu bendera yang kecil. Kaleng susu tadi diletakkan menutupi mulut kaleng. Supaya tutup kaleng susunya nanti tidak terlempar, maka ditimpa dengan beberapa batu bata.

Lalu masukkan minyak tanah didalam lubang kaleng tadi. Setelah itu kaleng dipanaskan dengan dibakar memakai sampah kayu. Kebetulan didaerah saya, banyak panglong (tempat membuat segala perabotan dari kayu). Nah setelah cukup panas dan kalengnya sudah mulai batuk-batuk. Baru disulut dengan api, dan buuuuuuuuummm....!!!! Lumayan menggetarkan gendang telinga. Saking kuatnya getaran ledakan, meriam kalengnya kadang sering roboh.

Dan saya yang waktu itu masih kanak-kanak termasuk dalam kumpulan anak-anak yang main meriam kaleng tadi. Seruuuu rasanya.
Meriam kaleng juga bisa dibuat perang-perangan. Kalau meriam kaleng, perangnya ya hanya keras-kerasan suara. Siapa yang paling keras suara letupannya, dialah yang jadi juara. Dan tak jarang rambut dan muka kami hitam legam karena terkena letusan meriam 😀.

Pasang lilin di pagar dan teras rumah serta bakar kembang api

Duuuh kalau udah bahas ini keingat lagi masak kanak-kanak. Di tempat saya dulu, entah siapa yang memulai, kalau sudah masuk bulan Ramadhan, maka malam harinya seluruh rumah mulai dari gang, jalan di kawasan daerah kami terang dengan nyala lilin-lilin kecil. Semarak sekali. Malam Ramadhan jadi lebih hidup, ya ini sekedar tradisi atau permainan anak-anak jaman itu. Anak-anak ramai keluar rumah membawa lilin-lilin mereka dalam tempurung kelapa.

Selain lilin, Tradisi anak-anak saat Ramadhan adalah bakar kembang (bunga) api. Bukan petasan atau mercon roket ya?

Biasanya di awal-awal Ramadhan kembang api dan lilinnya bentuknya dalam ukuran kecil dan lilinnya juga satu warna saja. Tapi setelah malam 21 Ramadhan, mulai dah, para ayah dan ibu kita ngebeliin kembang api dan lilin warna-warni dalam ukuran besar. Masih ingat dikotak kembang apinya ada gambar Superman 😀

Malam 21 ini yang makin meriah berlanjut sampai takbiran.

Buat petasan dari busi motor bekas

Ada yang tahu ga permainan ini?

Dulu di jaman saya, anak-anak jarang beli petasan. Mereka saat itu rata-rata kreatif membuat sendiri permainannya, termasuk petasan. Nah petasan yang cukup populer di saat Ramadhan adalah petasan dari busi motor. Busi yang sudah ga kepake, bagian kepalanya dikorek hanya tinggal rongga, dan rongga ini diisi bubuk korek api serta ditutup dengan baut atau paku panjang. Ujung busi dikasih ekor tali. Lantas businya dilempar keatas, dan setelah kepala busi yang berisi mesiu korek api tadi menghantam tanah, maka duuuaarrr...!!!!! Cukup bikin kaget orang.

Tentu saja semua tradisi ini hanya permainan belaka, tidak disangkut pautkan dengan kepercayaan. Ya kita masa kecil dahulu juga belum tahu apa-apa. Penulis menulis ini hanya sekedar mengenang masa kecil saat Ramadhan.

Itulah permainan tradisional atau tradisi anak-anak jaman old. Sebenarnya banyak tradisi permainan anak saat Ramadhan. Yang saya sebutkan diatas hanya populernya saja. Lagian capek nulis panjang-panjang. 😀

Di jaman sekarang tradisi tadi pastinya sudah tak ada lagi alias punah. Anak-anak jaman now saat Ramadhan tahunya ngabuburit, bakar mercon bikin kaget orang, tiup terompet, terus main gadget. Jika dibandingkan dengan anak-anak jaman now, jelas masa kecil anak jaman old itu lebih indah karena mereka merasakan nikmatnya kegembiraan dan kebersamaan dengan apa adanya tanpa mengandalkan kecanggihan tehnologi. Anak-anak jaman saya kecil dulu kebanyakan membuat sendiri mainan-mainan mereka.

Nah apakah anda termasuk dari anak-anak jaman old seperti dalam tulisan saya ini, dan permainan apa yang anda sukai?

Post a Comment