Bulan Ramadhan sudah diambang pintu, Alhamdulillah semoga kita diberi kesempatan untuk menjalaninya dengan penuh keimanan.
Seperti biasa penyambutan bulan Ramadhan ini selalu marak dengan beberapa tradisi seperti Ziarah kubur, Mandi limau, Punggahan dan lainnya. Penulis sendiri tidak melakukan aktifitas yang kayak gituan setiap jelang Ramadhan.
Bicara tentang tradisi, kebetulan kemarin ditempat kediaman penulis, para warga sibuk mengadakan Punggahan. Seumur hidup bertempat tinggal, baru di tempat sekarang ini warga mengadakan acara Punggahan.
Punggahan walau dalam pelaksanaannya berbeda-beda. Tapi esensinya sama yaitu mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadhan dengan bermuhasabah, bertaubat, berbenah diri, agar nanti bisa melaksanakan ibadah-ibadah di bulan Shaum ini.
Namun yang penulis saksikan kemarin malam sungguh jauh berbeda. Jujur penulis terkejut, acara punggahan kenapa jadi dangdutan?
Penulis pikir akan mendengarkan shalawatan, tahlilan, doa atau tausyiah. Ini jenis punggahan apa? Apa korelasinya dangdutan dengan bulan Ramadhan?
Walaupun penulis tidak meyakini yang namanya punggahan, tapi acara ini pastinya bernilai sakral. Tapi yang saya lihat kenapa jadi seperti acara pesta saja pakai karaokean. Dimana letak religiusnya?
Alih-alih mau berbuat kebaikan, malah menambah dosa dengan menyakiti warga yang ingin istirahat di malam hari.
Kalau memang mau menyambut Ramadhan, ya perbaiki diri dulu, bertaubat dan mempersiapkan diri menjalani ibadah nantinya. Bukan malah buat acara sekedar makan-makan dan senang-senang. Lagi nanti apa iya yang ikut punggahan tadi itu juga puasa, shalat wajib dan Tarawih?? Penulis cuma ngelus-ngelus dada.
Dari Ritual punggahan kita beralih ke Masjid. Nah ini juga fenomena yang tak asing lagi di setiap Ramadhan. Seperti kita ketahui di bulan Ramadhan Masjid mendadak penuh oleh jamaah. Ini mohon maaf ya, maaf sekali, bukan penulis itu merasa paling taat, merasa paling berhak ke Masjid, bukan,,,, penulis juga banyak kekurangannya. Ini hanya sekedar uneg-uneg dan nasehat membangun untuk kita semua.
Kita tahu saat diluar bukan Ramadhan, Masjid-Masjid itu sepi. Apalagi Shubuh, sepi sekali, paling banyak 2 shaf yang penuh. Paling sedikit satu shaf tak penuh. Tapi ketika tiba Ramadhan, mendadak Masjid luar biasa ramainya, membludak, halaman parkir Masjid pun penuh sesak dengan kenderaan, nyaris tidak bisa menampung.
Bukan tak suka Masjid ramai, malah itu yang kita harapkan. Hanya saja apakah mesti di bulan Ramadhan ini saja Masjid kita ramaikan? Bukankah shalat berjamaah itu memang harus kita kerjakan setiap hari dalam 5 kali? Kenapa harus di bulan Ramadhan kita rajin ke Masjid?
Ramainya warga ke Masjid pun tidak sebulan penuh. Jalan seminggu saja sudah berkurang jamaahnya. Bahkan ada yang cuma shalat di masjid cuma hari pertama Ramadhan saja.
Dan saat selesai Ramadhan..??? Masjid kembali sepi. Rasanya sedih melihatnya. Penulis sering merasakan hari pertama di bulan Syawal Shubuh di Masjid, suasana jalanan lengang, hening, tak ada lagi tampak manusia yang berbondong-bondong menuju Masjid. Sampai di Masjid pun juga sepi tak ada jamaah alias hanya beberapa orang saja. Kemana para jamaahnya? Kemana semangat dan keramaian selama Ramadhan?
Saudaraku, jangan jadikan Ramadhan hanya sebagai ajang perayaan ibadah dalam setahun sekali. Ramadhan itu bukan perayaan, tapi bulan tempat kita melatih diri untuk menjadi pribadi yang bertaqwa. Jangan biarkan Masjid sepi. Makmurkan masjid. Siapa lagi yang memakmurkan kalau bukan ummat Islamnya sendiri. Saat Ramadhan kita rajin ke Masjid, keluar dari Masjid tetap istiqamah rajin ke Masjid juga. Bukankah kita ini keluar dari Ramadhan ingin menjadi seorang pemenang?
Semoga uneg-uneg ini bisa menjadi sebab pencerahan.
Karena sebentar lagi Ramadhan, penulis gunakan momen ini untuk memohon maaf kepada para pengunjung/pembaca yang mungkin selama ini tidak berkenan terhadap tulisan-tulisan penulis di blog ini. Mohon dimaafkan segala salah dan khilaf.
Marhaban Ya Ramadhan...
Ramadhan Bukan Perayaan Ibadah Tapi Bulan Pelatihan Untuk Menjadi Ummat Yang Taqwa
You might like
Pernikahan Beda Agama, Sebuah Kedewasaan Atau Kesesatan?
(Sumber gambar: beautynesia.id) Saat membuka browser Opera Mini di perangkat A…
byDifan-
Surat Untuk Pak Haedar Nashir dan Muhammadiyah
(Sumber gambar: Republika) Tulisan ini saya publish sebagai bentuk melampiaska…
byDifan-
Sadarlah Wahai Para Konten Kreator (2)
Konten-konten misteri / pemburu hantu di media Youtube semakin lama semakin tid…
byDifan-
Dunia Dan Segala Kesia-siaan Didalamnya
Kawan, kalau ditanya, untuk apa kita hidup di dunia ini? Ada yang tahu..??? S…
byDifan-
Post a Comment