Lama-lama saya suka sebal melihat orang-orang yang suka membagi (share) apa pun tentang dirinya di medsos (FB). Segala sepak terjang tentang kehidupannya direkam, di foto, ditulis di media sosial. Lagi mesraan sama suami/istri di foto, lagi bahagia sama anak di foto, lagi arisan di foto, lagi makan-makan sama keluarga/teman juga di foto dan berujung dishare. Tiada hari tanpa narsis. Tiada hari tanpa unjuk eksistensi diri dan pamer..

Coba anda sesekali berfikir, malu ga narsis kayak gitu? Saya aja suka malu sendiri kalo lagi share apa pun di medsos. Malu sama adik-adik, malu sama ibu, sama teman dunia nyata. Padahal yang share itu kebanyakan adalah konten-konten islami.
"Ih sok bijak, padahal ane tahu lu aslinya gimana!"

Kalau share konten islami sejatinya memang bagus kan? Itu aja saya suka malu, gimana kalau saya share kemesraan dan romantisan sama pasangan, pamer anak, pamer kerukunan sama keluarga:
"Ih sok romantis, sok rukun, sok mesra, sok ngetop lu ah!"

Bisa anda bayangkan kalau sering nampil di medsos, terus ketemu sama orang yang kita kenal di dunia nyata, suka malu sendiri.

Kita dengan pedenya pamer diri, tapi orang yang dekat/kenal sama kita tahu dalamnya kita. Ga tengsin apa ente..??? Kecuali ente urat malunya uda putus!

Memang dari medsos, kita bisa lihat prilaku seseorang, apakah dia tukang narsis, apakah dia orang alim, apakah dia itu emosian, dan lain-lainnya. Makanya jika kita sering unjuk diri di medsos berarti lebih banyak berpeluang membuka jati diri kita sebenarnya.

Apa sih manfaatnya narsis-narsisan di FB, pamer kebahagiaan, nyeritain aktifitas diri kita yang menurut orang ga ada faedahnya?

Untuk apa sih?

Perlu diceritain ke orang-orang kalau lu udah berhasil, anak lu uda gede, uda sukses..???

Apa ente fikir orang-orang senang 100% dalam hatinya melihat kesuksesan dan kebahagian yang ente share ke publik itu?

Kalau pasanganmu itu setia, orangnya baik, orang hebat, gajinya besar ya harusnya disyukurin, banyak-banyak bersyukur dengan segala kerendahan hati.

Kalau anak-anakmu sudah jadi orang dan berhasil membahagiakanmu, ya disyukurin, banyak-banyak bersyukur, ga semua orang tua bisa punya anak yang sukses dan bahagiain orang tuanya.

Banyak-banyak bersyukur dengan cara berterima kasih sama Allah dengan lebih memperbanyak ibadahmu, bukan malah diumumkan di seluruh penjuru dunia...!!!!

Ente mau kena Ain...???

Tahu penyakin Ain? Search di Google sono?

Apa ente tahu dibalik pertunjukan kebahagiaan ente, ada pemilik-pemilik hati yang kurang beruntung dalam kebahagiaan dunianya. Pemilik-pemilik hati tadi bisa saudaramu, sahabatmu, temanmu, tetanggamu yang satu medsos denganmu.

Bisa jadi saudaramu, sahabatmu, tetanggamu itu orang yang miskin, atau ada yang lagi susah, jualannya sepi, ada yang masih pengangguran, ada yang anaknya masih luntang lantung, ga bisa bahagiain orang tuanya, ada yang istri/suaminya ga sesempurna pasanganmu, ga sebaik/seromantis pasanganmu.

Terus ngeliat share-share-an kebahagiaanmu tadi, apa ga sedih hatinya, turun semangatnya, tambah minder dirinya, dan yang lebih parah, ada yang iri, dengki dan hasad..!!!

Pernahkah Engkau Berfikir Sampai Sejauh Ini?

Belajarlah peka terhadap di sekelilingmu. Belajar jadi orang yang punya kesensitifan hati, agar bisa lebih perduli ke orang. Sering nangis ga? Kalau ente sering nangis dalam shalat, atau nangis karena dengar lantunan Al-Quran, maka insyaAllah ente punya kepekaan hati yang tinggi. Mudah merasa, kata orang bilang.

Beruntunglah orang-orang yang pemalu, orang yang ga ganteng, ga cantik, ga gaul, ga kekinian, kolot, ga kaya, ga ngetop, ga sukses... Dengan segala kekurangan mereka maka tertutup peluang untuk narsis, tertutup peluang ingin mengumumkan eksistensi dirinya ke orang banyak.

Orang yang hobi menampakkan segala kehidupannya di medsos (orang banyak) berarti bisa jadi dia itu haus akan popularitas, haus akan pengakuan dan pujian.. Segala keistimewaannya ga akan nikmat kalau ga dipublish, Benar apa tidak?

Jika sering-sering nampil di medsos dikhawatirkan keikhlasan kita bisa tergerus. Ya iya, tujuan kita nampang di medsos buat apa? Agar di respon orang kan, agar dipuji...?? Coba kalau medsos sepi membernya, ente masih mau nampang disana?

Jika pun ingin mempublish tentang aktifitas diri kita di medsos ya secukupnya saja, mungkin kita ingin mendokumentasikan ataur mengapresiasikan kegembiraan kita, umpama pas momen liburan ke tempat alam yang indah, atau lagi jumpa sama teman dan saudara. Jangan sering-sering. Orang juga jenuh dengan postingan-postingan narsismu. Lebih afdhal share tentang kebaikan agama saja agar bisa jadi amal jariyah. Betul tidak?

So, from now on, mari belajar mengasah kemaluan, eeh.. maksudnya mengasah sifat pemalu, mengasah kepekaan dan menenggang perasaan orang..!!!

Post a Comment