izinkan saya menceritakan sesuatu yang istimewa disini, di blog kesayangan ini. Walau pun ini bukan satu-satunya, karena saya sering mengalami kejadian istimewa yang membangkitkan keimanan saya. Saya harap para pembaca pun bisa termotifasi juga karenanya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Sudah lama saya ingin punya jam tangan, bukan karena sekedar ingin, tapi karena memang saya membutuhkannya. Aktifitas saya sehari-hari di lapangan menuntut melihat waktu. Selama ini saya melihat waktu hanya melalui HP, tentu saja ini tidak efektif dan sangat merepotkan, setiap beberapa menit saya harus menghentikan motor, lalu mengeluarkan HP saya dari tas, repot kan?

Kata orang, HP sudah mengambil segala-galanya, ya jam, senter, surat kabar, video, TV, game dan lainnya. Jadi ga perlu lagi pake jam, cukup HP saja. Tapi ternyata engga, buktinya saya masih butuh jam walau saya sudah punya HP.

Dan mulailah saya mencari jam tangan murah di toko-toko online, ternyata banyak juga, ada yang 15ribu, dibawah harga tersebut juga ada. Murah tapi keren-keren designnya. Ngiler juga. Namun yang bikin saya urung membeli karena faktor ongkos kirim (ongkir) yang menurut saya lumayan mahal. Harga jam tangan 15ribu ditambah ongkir 17ribuan atau 30ribuan, jadi total semuanya 30ribu atau 40ribuan. Ga ada yang gratis ongkir. Suka heran juga lihat belanja online ini, disitu tertera gratis ongkir, eh ternyata bayar juga.

Akhirnya saya beralih mencari jam di toko offline alias toko jam pinggir jalan, ternyata harganya makin mahal, ga ada yang murah cuy, paling murah 50ribu. Buset dah, napa ya di Indonesia ini mahal mulu, kali-kali yang murah tapi bagus gitu.

Ya maklumlah, saya bukan kayak ente yang punya duit lebih, bagi ente 50ribu kecil lah itu. Bagi saya 50ribu itu bisa beli beras untuk makan anak - istri saya selama seminggu. Kasihan ya saya?

Tapi yang namanya rezeki ga bisa ditebak, saat saya lagi antarin ibu berbelanja, pulangnya disuruh ibu singgah di toko jam. Dibelikan dah saya jam tangan. Wah Alhamdulillah sekali. Akhirnya bisa juga punya jam tangan, walau bukan jam tangan mahal, yang penting kegunaannya. Dan saat itu juga jam tangan baru tersebut terus menempel di tangan kiri saya.

Namun kegembiraan tersebut tak berjalan lama, qadarullah ada insiden, baru 1 hari jam tangan tersebut saya pakai, eh terjatuh dan kebanting di lantai sampai terbuka tutup belakangnya. Astaghfirullah.. Rasa cemas tingkat tingkat mulai merasuki hati. Rusak ga ya? Cepat saya ambil jam tersebut dan saya cek apakah jarumnya masih bergerak. Eh ternyata masih bergerak. Alhamdulillah..

Tapi ternyata ada yang ga beres, jam tersebut memang hidup tapi akurasinya selalu tak tepat. Disetel pagi, siangnya sudah melenceng beberapa detik. Makin lama makin bertambah jarak ketidaktepatan detiknya. Wah apa rusak karena kebanting tadi ya? Mungkin ini normal kali ya, lambat beberapa detik kan masih wajar? Saya coba tenangkan hati.

Dan insiden tersebut terulang lagi. Baru saja kebanting eh dua hari berikutnya kebanting lagi, jatuh dari tangan, saya memang ceroboh orangnya. Kali ini emak melihatnya, langsung nyap-nyap dah beliau, sepertinya beliau marah. Wah lemas dah...

Saat kejadian itu kami sedang siap-siap mau ke rumah sakit bawa si kecil kontrol.

Dan yang membuat saya bertambah lemas, ternyata jam tersebut mati (busuk dong, bau bangkai), jarum detiknya tak bergerak. Sudah di setel berulang-ulang, hanya bergerak sedikit, lalu mati kembali. Wah cilako, cilako, habis lah ini. Keringat dingin mengucur disekujur tubuh (ini sih dramitisir aja, biar seru). Dari mana saya punya uang untuk memberbaiki jam tersebut? Pikiran saya pun jadi tak tentu arah. Lemas sekujur badan.

Mau tak mau saya harus perbaiki jam tersebut, soalnya emak belum tahu kalau jam tersebut mati. Saya putuskan untuk mengambil uang tabungan, habis-habis dah, yang penting jam tangan benar dulu.

Dalam perjalanan pergi ke rumah sakit, fikiran saya tak menentu. Dalam keputus asaan, saya teringat sama Allah. Bukankah Allah Dzat tempat meminta? Allah Maha Mengabulkan doa hamba-hambaNya. Kata hadits: Mintalah sama Allah walau perkara yang remeh sekalipun. Apa iya Allah mau mengurusi masalah jam tangan yang remeh ini? Tapi saya ga punya tempat mengadu dan memohon pertolongan. Akhirnya saya beristighfar dalam perjalanan sambil berdoa dalam hati, "Ya Allah Engkau Maha Berkehendak, kasihanilah hamba, normalkanlah jam tangan hamba ini kembali. Maafkan hamba yang ceroboh dan teledor ini. Hamba tak punya uang untuk memperbaiki jam tangan ini".

Sepanjang perjalanan dari rumah sampai ke rumah sakit, saya terus menzikirkan istighfar.

Sampai di rumah sakit, sejenak saya lupakan jam tangan, larut dengan suasana kesibukan di rumah sakit. Beberapa menit berlalu sambil menunggu nomor antrian pasien, saya keluarkan jam tangan dari kantong, apakah masih mati? Saya perhatikan seksama jarum detiknya, MasyaAllah ternyata jamnya hidup, jarum detiknya bergerak lagi, MasyaAllah, Alhamdulillah.

Masih ga percaya, setelah lewat beberapa jam lamanya, saya lihat lagi jam tangan tersebut, ternyata masih bergerak jarumnya. MasyaAllah, Allah kabulkan doa saya yang bukan siapa-siapa ini.. Ga percaya cuma masalah jam tangan tapi Allah kabulkan doa saya.

Tapi ternyata kegembiraan terganggu lagi, Qadarullah, pulang dari rumah sakit, jam tangan tersebut terjatuh lagi, terbanting ke lantai dan terbuka tutup belakangnya. Lagi dan lagi.., Kok jadi jatuh lagi sih?? Saya terus memaki diri saya sendiri. Jam uda bagus-bagus, rusak dah lagi... Kontan emak nyap-nyap lagi, kali ini lebih dahsyat dari yang sebelumnya. Aduh saya kok ceroboh gini sih ya?

Saya coba periksa jam tangan saya, eh jamnya mati, jarumnya ga bergerak. Panik dalam hati, saya coba mengadu lagi kepada Allah. "Ya Allah jangan rusakkan kembali jam tersebut, kasihinilah hamba, pinta saya memelas dalam hati". Saya coba setel ulang jam tersebut, jarum detiknya bergerak kembali. Apakah akan mati lagi nanti beberapa jam kemudian?

Ternyata jarumnya bergerak terus, setelah beberapa jam lamanya berlalu, jam tangan masih tetap hidup, bahkan setelah saya setel waktunya, masih tetap hidup sampai sekarang. Dan yang luar biasanya ketepatan waktunya tetap terjaga. Saya coba cocokin jarum detik jam tangan dengan jarum detik jam digital di HP saya, tetap sama pergerakannya. Alhamdulillah wa syukurillah..

Jam tangan tersebut sudah nyata tak bergerak lagi, terbanting tiga kali dan tiba-tiba hidup, apakah kebetulan, apakah bisa dijelaskan secara ilmiyah? Baiklah, kalau itu dikatakan kebetulan, bagaimana dengan akurasi waktunya yang juga bisa berubah tepat kembali? Setelah jam jatuh, akurasi ketepatan waktunya berpengaruh, semakin lama semakin lamban jarum detik bergerak. Tapi kini akurasinya sudah normal kembali.

Saya anggap ini pertolongan Allah, haqqul yakin, saya yang merasakannya sendiri. Allah mengabulkan doa hamba-hambaNya yang sangat-sangat bergantung kepadaNya. Benar adanya bahwa Allah itu Maha Mengabulkan Doa hambaNya. Rasanya gimana gitu. Ditolong sama pejabat saja kita sudah rasa-rasa tak percaya, lha ini yang menolong Allah Ta'ala, Dzat Yang Maha Mengabulkan Doa.

Kejadian nyata ini memberikan hikmah / pelajaran bahwa jangan sungkan minta apa saja kepada Allah. Mintalah, berharap dan menangislah kepada Allah, walau urusanmu remeh menurut pandanganmu. Sekalipun kau pengen beli makanan tapi ga punya uang, atau kehilangan barang, atau apapun yang membuatmu susah, mengadulah kepadaNya. Allah Ar-Rozzaq.

Semakin sering kita meminta, semakin sering kita bergantung, semakin Allah suka. Allah suka dengan hambaNya yang menggantungkan hidupnya kepadaNya, ini semakin menunjukkan bahwa kita fakir di hadapanNya. Malah Allah marah jika kita tak mau meminta/berdoa. Nyatalah Allah itu Maha Mengabulkan doa hamba-hambaNya. Jadi jangan sungkan lagi berdoa ya Sob. kalau ada kesusahan atau masalah, yang pertama kau cari bukan si A, si B dan si C, tapi Allah, carilah dia dalam sujudmu.

Semoga artikel ini bisa menginspirasi...

Post a Comment