Itu pertanyaan yang sebenar-benarnya bete selain dari pertanyaan: "Kapan lagi, kapan nikah, kapan punya anak, bla..bla lainnya?"
Dulu saya juga sering dijejali bahasan-bahasan kayak gitu, apalagi melihat kehidupan saudara-saudara, sepupu saya yang kian hari kian sejahtera hidupnya 😀. Semakin down hidup ini. Orang sudah pada kerja di tempat mapan, sudah pada nikah, sudah punya anak, awak masih gini juga, masih santai, masih suka ngegame di konsole, masih suka ngeband (dulu, sekarang no way). Dan efeknya saya jadi minderan sama orang-orang sukses.
Kita itu sukanya hidup mandiri, tanpa didikte orang lain, tanpa diatur-atur. "Hidup, hidup gue, apa urusan loe! Gue yang jalanin, gue yang ngerasain, get out of my way!"
Dan lahirlah tema-tema pemberontakan, atau malah melo 😀
Engga...engga Sob, saya bukan melecehkan, saya juga bagian dari yang saya ceritakan diatas. Saya juga dulu seperti itu, sering dibanding-bandingin, sering didikte oleh orang-orang yang merasa hidup mereka itu punya arti, mapan, sejahtera. Dan efeknya membuat saya makin terpuruk kala itu.
Sekarang gimana??
Alhamdulillah masih tetap seperti yang dulu, hehe... 😀
Engga kok, maksud saya gini Sob, lepas dari kebetean kita dari dikte-dikte mereka, mengatur rencana hidup masa depan itu perlu juga. Manusia harus punya planning, apa target masa depan, agar hidupnya terjadwal, agar kita tidak menelan penyesalan dikemudian hari. Umpama, saat lulus sekolah, tentukan apa rencana kita selanjutnya, apa ingin kerja, kuliah atau kursus, dan lainnya?
Jika anda ingin kerja, maka bekerjalah di tempat yang bisa anda bekerja. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh. Dan jika sudah betah disana, tentukan langkah selanjutnya. Umpama, saat ini usia kamu 21, buat planning kapan dirimu akan menikah, di usia 23-an umpama atau 25-an. Selesaikan apa yang ingin diselesaikan. Menabunglah dari sekarang untuk hal-hal yang diperlukan nantinya. Jika sudah dekat hari H, carilah pasangan yang baik, yang mau menerima kamu ada apanya, eh maksudnya apa adanya. Jangan pacaran, cari makcomblang yang bisa dipercaya, dan jangan terlalu milih-milih diluar kapasitasmu. Jika sudah dapat, tembak terus, datangi orang tuanya, minta kerjaan, eh maksudnya, minta persetujuan untuk meminang anaknya.
Itu cuma contoh kecil saja bahwasanya hidup kita memang harus dimanej Sob. Untuk urusan dunia saja kita kudu mengatur segalanya, apalagi untuk urusan akhirat. Kapan kita harus bertaubat, bersungguh-sungguh hijrah ke jalan yang diridhai Allah, menabung bekal akhirat, dan lainnya.
Jika seandainya kita hidup menuruti kemauan, santai saja, jalani hidup sesuka hati kita tanpa memikirkan masa depan, maka nantinya akan menjadi penyesalan seumur hidup (waktu habis percuma). Dimasa muda kita hidup senang-senang, santai, jalan-jalan, ngumpul sama teman-teman, tanpa terasa usia pun habis setengahnya. Tahu-tahu sudah kepala tiga, tahu-tahu sudah kepala empat, mau apalagi kalau sudah seperti itu. Telat Sob...??
Banyak cerita-cerita penyesalan dari orang-orang yang hidup menghabiskan masa muda tanpa hidup berarti. Saat ditanya kepada mereka, "jika waktu bisa diulang, maka apa hal yang ingin kamu lakukan?"
Mereka rata-rata menjawab: "Saya ingin menikah diusia muda!"
Kamu tahu Eko Patrio, selebritis/komedian yang sekarang usianya sudah kepala enam (klo ga salah). Nah beliau itu menyesal menikah diusia 30-an, dan ia jika diberi kesempatan, mau menikah di usia muda. Saya juga termasuk yang menyesal hidup santai di usia muda, berleha-leha, bermain dengan teman-teman, tanpa memikirkan pekerjaan dan menikah.
Masa depan yang dipikirkan, maksudnya menikah Sob? Iya menikah dan cari pekerjaan yang mampu dilakukan. Jadi bukan masa depan seperti memaksakan diri jadi orang sukses, punya pekerjaan hebat, gaji sekian puluh juta, punya istri cantik dan kaya. Bukan itu Sob? Kalau itu sih saya ga mikirin 😀. Ga usah ngebandingin hidup kita sama hidup orang lain. Jalani aja hidup seperti air yang mengalir. Nah disini maksudnya jalani hidup apa adanya. Santai tapi terstruktur 😀.
Membuang-buang usia dengan sia-sia kelak akan ditanya oleh Allah Sob? Apa saja yang sudah kita kerjakan selama ini (urusan dunia dan akhirat). Masa depan dunia kita pikiran, masa depan akhirat juga kita pikirkan, ini malah prioritas utama. Jadi ga usah pikirkan mereka-mereka yang sukses dalam dunianya, belum tentu itu berkah. Ya kalau memang kamu bisa meraihnya ya silakan kejar, kalau ga mampu, ga usah maksain diri. Hiduplah dengan segala yang kamu punya, punya istri shalihah, punya anak lucu, punya mata pencaharian, walau ga besar tapi berkah. Itu uda lebih dari segalanya.
Jadi jangan buang-buang waktu lagi ya Sob. Kasihan badan kita ini. Semoga kita dimudahkan dalam segalanya. Aamiin..
Post a Comment