Berdasarkan fakta yang saya alami, orang yang kritis, pintar, tampak cerdas dalam berdiskusi dan berdebat, ternyata saat membahas masalah agama kelihatan gagap dan gamang bahkan ngaco. Tak nampak lagi kecerdasan, intelektualitas dan sikap kritis yang dimilikinya.

Semakin dia memaksa untuk berargumentasi, semakin jelas ngaconya?

Kenapa bisa begitu?

Karena dia tak menguasai apa yang dia bicarakan. Dia tak memahami agama. Argumen kritisnya hanya berdasarkan akal dan pendapatnya sendiri. Bukan berdasarkan ilmu.

Berbicara masalah agama ga hanya modal semangat dan sikap kritis buta, tapi harus dibarengi dengan ILMU dan IMAN.

Apa gunanya IMAN?

Untuk membendung liarnya akal terutama dalam hal-hal di luar nalar, atau yang tidak kita ketahui, atau yang tidak kita sukai dalam perkara agama. Dengan demikian akal pun bisa sami'na wa atho'na.

Sikap kitis itu memang sangat perlu, tapi jika salah rel atau tanpa pengetahuan agama, ibarat kendaraan tanpa rem, pasti akan menabrak yang didepannya atau bisa masuk jurang.

Berapa banyak orang-orang yang bergelar profesor, doktor, sarjana, bahkan ahli agama yang ditipu oleh kepintarannya sendiri, karena tidak membawa keimanan. Apalagi orang awam kayak kita?

Tapi justru orang awam yang membawa imannya bisa jadi lebih cerdas dari pada orang yang pintar / berpendidikan yang menjagokan akalnya.

Makanya kita dituntut untuk belajar / memahami agama, agar kita tidak kudet. Agar kita bisa lebih cerdas memahami mana yang benar, mana yang salah, mana yang lurus, mana yang bengkok.

Orang yang cerdas itu bukan melulu pintar dalam hal segalanya, atau pintar dalam menjawab apa pun. Orang yang cerdas itu bisa berarti DIAM saat dia tidak tahu!

Jika ada yang tidak ketahui maka DIAM lah. jangan memaksa berbicara agar kita tidak tampak bodoh di mata orang yang memahaminya.

Jangan kita lupakan agama. Bawa ia kemana saja dalam aktifitas kita, mau jadi presiden, mentri, pejabat, polisi, hakim, sarjana, dokter, penulis/blogger dan lainnya.

Agama dapat nyambung kemana saja dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Karena agama memang diciptakan Allah sebagai pembimbing dan pedoman hukum. Agama adalah jawaban dalam setiap permasalahan kita.

Jika seorang blogger sudah punya bekal pengetahuan agama, maka dia bisa mengkonter, mengkritisi suatu tulisan yang nyeleneh atau menyudutkan agamanya (Islam). Sehingga dia tidak lagi latah komen injeh, latah memuji dan mendukung padahal tulisan tersebut keliru adanya.

Jangan cuma cerdas dalam urusan duniamu, tapi cerdaslah juga dalam persoalan agamamu.
Sudah saatnya sebagai seorang blogger jangan lupakan agama!

Post a Comment