Lagi-lagi saya tergelitik mengomentari tulisan / pendapat seorang blogger. Sepertinya gamang kalau mengomentari masalah agama.

Masih dalam bahasan Menulis Dalam Keabadian. Tenyata berkelanjutan akibat ada komentar yang membantah tulisan si blogger. Sebagai seorang Silent Reader saya tetap tak ingin berkomentar di blog dia. Baca artikelnya disini

Ternyata masih ada komentator yang kritis diantara banyaknya komentator-komentator pasukan injeh (Apa yang dibilang orang ngikut aja, padahal belum tentu benar)

Menurut saya opini dua komentator tadi sudah tepat bahwasanya yang abadi adalah ilmu yang dituliskan oleh penulis. Dan ilmu bisa juga disebarkan melalui sarana blog.

Eh si bapak malah membuat artikel balasan dengan judul "Ngeblog Sama Dengan Beramal?"
Pakai tanda tanya lagi? Apakah ini berarti masih dipertanyakan?
Bagi yang penasaran dengan artikelnya, silakan langsung ke blognya.

Untuk lebih mudahnya saya kutip saja opini dia dan bantahan saya disini:

Apakah Ngeblog Sama Dengan Beramal?

Jawab: Jelas IYA, kalau niatnya karena Allah. Bukan cuma ngeblog, saat kita mau kerja, mau jalan-jalan, mau tidur, mau medsos-an, asal jangan mau ke WC aja. Pokoknya sesuatu yang kita kerjakan untuk kebaikan karena Allah ya niatnya jadi amal ibadah.

Saya manusia biasa, tidak punya “wewenang” untuk menilai apakah sebuah tindakan merupakan amal kebaikan atau bukan, kuasa seperti itu hanya ada pada Hakim Tertinggi, si Penguasa Alam Semesta

Jawab: Untuk menilai apakah tindakan kita itu merupakan amal kebaikan atau bukan, ga usah menunggu jawaban dari Allah SWT. Kita sendiri bisa menilai apakah yang kita kerjakan itu bernilai kebaikan atau tidak?

Contoh:

1. Anda menyumbang harta anda untuk pembangunan masjid? Itu amal kebaikan atau tidak?

2. Anda membuang duri, paku dan yang membahayakan orang di tengah jalan? Itu amal kebaikan tidak?

3. Anda menulis di blog mengajak orang untuk selalu taat kepada Allah dan menjauhi laranganNya. Itu amal kebaikan tidak?

4. Anda menulis di blog tentang trik dan tips agar mendapatkan uang dari blog? Itu amal kebaikan tidak?
Kalo yang ini biasanya hanya kepentingan duniawi. Kalau yang dilakukannya tidak ada untuk kepentingan amal, ya bukan ibadah namanya.

Saya manusia biasa dan hanya bisa melakukan sesuatu berdasarkan pandangan dan keyakinan pribadi bahwa yang saya lakukan berdasarkan tujuan baik, tetapi sekali lagi, apakah itu sebuah kebaikan atau keburukan, bukan saya yang menilai

Jawab: Baik dan buruknya tulisan kita itu, ya kita yang harus menilainya sendiri. Kita yang harus bertanggung jawab atas tulisan kita. Bukankah kita yang menulisnya sendiri?

Sebelum menulis, cari tahu dulu apakah yang ditulis itu baik atau buruk untuk orang? Tulisan kita bisa jadi amal, bisa juga jadi dosa.

Makanya tulis saja apa yang kita tahu. Jangan menulis apa yang tidak kita ketahui.

Saya manusia biasa, tidak bisa tahu apakah yang saya bagikan lewat blog benar-benar membawa kebaikan

Jawab: Seperti yang saya katakan diatas, kita sebagai seorang penulis yang tahu kemana tujuan tulisan kita? Mau untuk kebaikan atau keburukan, mau untuk kepentingan duniawi atau akhirat??

Aneh, ada supir yang ga tahu kemana tujuan dia membawa kendaraannya?

Saya manusia biasa, meski saya merasa sudah berbuat yang terbaik dan berusaha terus memberikan manfaat, tetapi apakah benar-benar bisa dimanfaatkan atau tidak, saya tidak punya kuasa dan kendali, pembaca yang menentukan

Jawab: Bukan pembaca yang menentukan tulisan kita bermanfaat atau tidak, tapi kita sendiri. Orang hanya membaca dan menilai berdasarkan tulisan kita.

Makanya sebagai manusia biasa yang merasa tidak tahu, ya cari tahu dulu mana yang tidak tahu tersebut. Apalagi mengomentari masalah berkaitan dengan agama. Agar tahu mana pedoman baik/buruk/bermanfaat atau tidak?

Sesimpel itu kita bisa mengetahui apakah kita melakukan amal kebaikan atau tidak, sangat simpel?
Dan itu ga terkait dengan wewenang Allah!.
Kenapa masih bingung?

Yang termasuk wewenang Allah (dimana kita tidak bisa menilai atau mengetahuinya, seperti ini):
  1. Kita tidak tahu apakah amalan kita itu diterima Allah atau tidak?
  2. Kita tidak tahu apakah tulisan kita itu bisa memberikan hidayah untuk para pembacanya atau tidak?
Kenapa? Karena itu semua wewenang Allah?
Tapi kita bisa tahu kalau: Tulisan kita itu berisi kebaikan, nasehat, teguran, motifasi untuk sesama.

Jika kontennya untuk kepentingan agama, atau diniatkan karena keimanan, ya insyaAllah tulisan kita bernilai pahala.

Menulis di blog bisa dijadikan amal kebaikan, bahkan bisa jadi amal jariyah jika tulisan-tulisan kita bisa memberikan hidayah untuk orang banyak.

Apa itu Amal Jariyah?

Amal / kebaikan yang kita kerjakan dimana pahalanya terus mengalir walau kita sudah tiada.
kita dan kebaikan kita akan tetap dikenang orang sepanjang masa.
Itu yang membuatnya abadi (di dunia).

Semoga bisa mencerahkan..

(Rumah Sakit Haji 21 Oktober 2020)

Post a Comment