Bahas politik lagi ah?
Sebenarnya ini bukan politik, tapi nasehat politik. Saya ga gitu faham detil tentang carut marut dan centang perenang kehidupan politik ini. Jadi saya tulis ini dengan bahasa yang sederhana saja.

BTW, bahas politik kok gambarnya petani? Ya fikir aja sendiri?

===============

Pertarungan Pilpres memang sudah berakhir dengan kemenangan berada di pihak 01. Akhir dari pertarungan Pilpres memang menyisakan kekecewaan di kubu 02, kecewa terhadap kecurangan PEMILU dan terhadap pemimpin yang mereka pilih yaitu PS. Ya kita ketahui PS dan pasangannya setelah kalah dalam Pemilu 2019, beliau malah berkoalisi dengan 01.

Perlu anda ketahui, pendukung 02 itu ada beberapa kelompok.

Kelompok pertama sudah pasti dari partainya PS dan simpatisannya.

Kelompok kedua yaitu orang-orang yang simpati dan kagum kepada PS yang terdiri dari berbagai agama dan etnis.

Kelompok ketiga, nah ini yang eksklusif (maaf ya ninggiin kualitas). Kelompok ketiga ini adalah ummat Islam yang lurus dan cinta kepada agama dan tanah airnya. Kelompok ketiga terdiri dari berbagai elemen ummat Islam, yaitu dari berbagai ormas Islam, dan jamaah kaum Muslimin. Mereka semua bersatu untuk memilih PS demi masa depan agama, bangsa dan tanah air ini.

Kelompok ketiga ini harap diingat, tidak pernah merasa fanatik dan kagum kepada PS, bahkan PS bagi kelompok ini bukanlah pemimpin ideal ummat yang sesuai Qur'an dan Sunnah. Mereka memilih PS hanya karena demi menjaga agama. Seandainya ada calon pemimpin Muslim lainnya yang lebih islami dan amanah, tentu pilihan kami bukan PS.

Jadi saat PS membelok ke kubu 02, kelompok ketiga tadi tidak begitu kecewa karena mereka sudah maklum dengan alam demokrasi yang penuh dengan ketidak pastian dan tipu muslihat ini.

Lagipula dari awal memang kelompok ini berjuang karena Islam bukan karena sosok tokoh. Sebagian dari kelompok ketiga ini ada yang menarik diri dari dukungan mereka kepada PS, sedang yang lainnya menunggu instruksi ulama. Ya termasuk saya.

Tapi kelompok kedua sepertinya yang paling nyesek dan kecewa karena sudah terlanjur ngedukung dan kagum (kalau ga mau dibilang fanatik) kepada PS. Tapi akhirnya kelompok pertama dan kedua memaklumi PS dan terus mendukung beliau, engga tahu apa karena fanatik apa karena terlalu setia.

Nah sudah faham ceritanya sampai disini?

Tapi pihak pendukung 01 dan orang-orang yang skeptis, golput dan yang cuek, ga tahu menahu dengan keadaan politik ini, mencemooh pendukung 02.

Salah satu "cemoohan dan kenyelenehan" mereka menganggap perjuangan pihak 01 selama ini sia-sia saja. Ya sia-sia selama ini mendukung dan membela PS, saling ribut, saling tuding, saling debat. Gara-gara pilpres katanya ribut sama teman, selek sama saudara, dan lainnya.

Padahal mereka bukan ribut-ribut seperti yang mereka pikirkan. Ribut-ribut yang dimaksud adalah upaya ummat Islam yang mendukung PS untuk menyadarkan rakyat akan pilihannya.

Tahu-tahu ujung-ujungnya PS yang mereka bela dan dukung berdamai dengan lawan politiknya. Mereka dengan sok cerdasnya berkata, "jangan terlalu mati-matian bela PS, ujung-ujungnya mereka rujuk juga. Tidak ada lawan, tidak ada kawan dalam politik!"

Saya anggap orang yang berkata seperti itu ga tahu apa yang terjadi di alam perpolitikan di negeri ini. Mereka ini orang "pemalas" hanya asal mangap dan komen. Tidak ada dukungan dan kontribusi mereka kepada orang-orang baik yang berusaha berjuang supaya terjadi perubahan dan perbaikan di negeri ini. Orang-orang seperti ini kebanyakan tidak perduli dengan keadaan disekitarnya, yang dia pikirkan cuma kenyamanan kehidupannya sendiri.

Benarkah Para Pendukung PS Selama Ini Sia-sia?

Tidak ada yang sia-sia selama niat kita untuk kebaikan di jalan Allah. Mendukung dan membela PS dan partainya agar terjaganya Syariat dari kaum pengolok-olok, agar selamatnya ummat dari kaum zhalim, agar bangsa dan tanah air ini selamat dan sejahtera. Tentu ini tidak sia-sia, walaupun yang dia dukung dan dia bela tidak terpilih malah bergabung ke pihak lawan. Ya tugas kita sebatas ikhtiar, kita tidak tahu apa yang terjadi kedepannya.

Niat kita untuk berbuat kebaikan, kita menasehati saudara, teman dan tetangga agar memilih yang baik. Namun hasil akhir ada ditangan Allah SWT. Jika tidak sesuai dengan yang kita harapkan, ya kita berserah diri saja, dan terus berjuang lagi.

Perumpamaannya seperti ini lho:
Anda menyumbang banyak harta untuk pembangunan sebuah Masjid. Tahu-tahu, uang sumbangan anda itu di korup orang. Terus apa anda sia-sia dalam hal ini? Tentu tidak kan? Walaupun sumbangan anda tidak sampai ke Masjid, tapi insyaAllah anda akan tetap mendapatkan pahalanya.

Tidak ada yang sia-sia sepanjang niat kita ikhlas di jalanNya. Allah SWT Maha Tahu itu semua. Ingatlah, apa yang kita perbuat itu akan kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak.

Anda memilih yang baik, akan dicatat kebaikan, begitu juga sebaliknya.

Jangan pernah bilang sia-sia dan tidak ada hasilnya perjuangan orang-orang baik itu. Justru yang sia-sia dan tidak ada hasilnya adalah orang-orang yang tidak pernah ambil bagian apapun dalam membela bangsa dan agamanya, tak jelas dimana posisinya, bahkan cenderung sinis dan memusuhi.

Post a Comment