Kemarin saat menghadiri acara seserahan pinangan adik saya dalam obrolan selingan ada kerabat yang bercerita tentang rokok. Agak terusik juga apa yang dia katakan tersebut. Dia ga terima ada seorang ustadz yang mengatakan rokok itu haram, lalu sang kerabat tadi membantahnya "jangankan rokok, air putih pun bisa haram!". Kebetulan dia memang perokok. Saya diam saja walau dalam hati terusik. Ya, saya ga suka debat, kalau pun harus membantah paling satu atau dua bantahan setelah itu saya tinggalkan.

Memang, alasan klise para perokok sudah dapat kita tebak itu-itu saja, tapi tak masuk di akal. Seperti ini:

1. "Kalau bicara haram, gula, garam, air, nasi, daging kambing, asap kenderaan dan lainnya bisa juga haram karena bisa membahayakan manusia!"

2. "Merokok tak merokok pasti mati juga. Jadi merokok sajalah!"

3. "Merokok tak haram, tapi makruh. Mana dalil haramnya dalam Qur'an dan Hadits?"

4. "Kami merokok pakai uang kami sendiri, urusan apa sama kalian?"

5. "Bla..bla dan lainnya

Coba anda lihat, bagi anda sehat akal pasti sudah bisa tahu itu adalah argumen yang bertentangan dengan fitrah manusia. Ga usah ustadz atau orang intelek yang ngejawab, anak SMP saja pun bisa membantahnya.
Alasan-alasan semacam inilah yang terus menerus di dengungkan oleh kaum penikmat nikotin ini.

Melalui kesempatan ini akan saya coba jawab juga disini bantahan jahil mereka.

Argumen 1
"Kalau bicara haram, gula, garam, nasi, daging kambing, air, asap kenderaan dan lainnya bisa juga haram karena bisa membahayakan manusia!"

Jawab
Ini qiyas yang keliru. Setiap yang namanya berlebihan itu memang ga baik oleh yang namanya manusia. Tapi bukan berarti ia haram sepanjang hukumnya asalnya mubah atau dihalalkan dalam Syariat, seperti air, gula, garam, daging kambing dan lainnya. Yang saya sebutkan barusan itu kebutuhan pokok manusia, banyak manfaatnya untuk manusia, tidak membahayakan lingkungan hidup. Asalkan mengkonsumsinya tidak terlalu berlebihan maka tidak akan memberi mudharat bagi manusia. Bandingkan dengan rokok, apakah ada manfaatnya? Tentu para perokok bilang, ada dong, supaya fikiran lebih tenang, supaya mulut ga asam lagi, bla, bla.. (jawaban egois ini). Manfaat perokok itu hanya bagi perokoknya sendiri untuk mengobati rasa kecanduan mereka terhadap nikotin rokok. Sedang mudharatnya jelas-jelas lebih banyak untuk sekelilingnya, lebih terasa dan nyata. Disinilah egoisnya para perokok demi mempertahankan nafsu merokok mereka mengkambinghitamkan apa-apa yang dihalalkan oleh agama.

Argumen 2
"Merokok tak merokok pasti mati juga. Jadi merokok sajalah!"

Jawab :
Semua yang namanya mahluk pasti mati pak, ga ada yang menyangkal hal itu. Tapi jika kita mati, mati yang bagaimana? Anda lebih memilih mana, mati menyakiti diri sendiri, mati bunuh diri, mati menenggak minuman keras, mati berbuat dosa atau mati dalam keadan yang baik. Hidup ini pilihan kan? Mau mati dengan keadaan baik apa buruk?

Tentu kita tahu penyebab kematian manusia bukan hanya rokok, bisa juga dari penyebab lainnya tapi rokok juga ikut andil menyumbangkan mudharat yang besar bagi manusia tanpa disadarinya.

Argumen 3
"Merokok tak haram, tapi makruh. Mana dalil haramnya dalam Qur'an dan Hadits?"

Jawab:
Ini bantahan untuk orang pemalas. Coba saya tanya, apa ada dalil dalam Al-Quran kalau makan apel, jeruk, pisang, dan lainnya itu halal? Pasti anda katakan tak ada? Padahal Quran sudah menyebutkan yang haram dan yang halal. Allah menghalalkan bagi manusia yang baik-baik dan mengharamkan yang buruk. Makan buah-buah itu baik bagi tubuh, tentu ia halal. Sedangkan rokok? Baikkah bagi tubuhmu, baikkah untuk keluargamu, baikkah untuk orang lain dengan asap rokokmu? Jawablah sendiri?

Argumen 4
"Kami merokok pakai uang kami sendiri, urusan apa sama kalian?"

Jawab :
Jelas urusannya ada. Uang beli rokok memang itu uangmu, tapi asap rokok yang kau hembuskan menyebar kemana-mana dan menyesakkan pernafasan orang lain. Maka itu menjadi urusan orang-orang yang kau zhalimi. Jika kau ingin merokok juga di tengah orang-orang, saya anjurkan tutup kepalamu dengan plastik kresek dan telan asapmu sendiri.

Banyak lagi bantahan-bantahn mereka yang tak masuk akal rasanya. Bahkan mereka mencocoklogi ayat untuk membolehkan merokok atau minimal tidak mengharamkan rokok. Mereka para perokok sangat takut dengan fatwa haramnya rokok.

Para perokok ini memang kebanyakan egois, mereka ga sadar akibat kebiasaan merokok mereka telah mengganggu orang lain, bahkan mereka juga ga sadar telah memberi mudharat kepada istri dan anak-anaknya.

Duhai pecandu rokok, jika kau masih ngeyel bahwa rokok itu tidak memberikan mudharat (bahaya). Coba berikan kepada anak anda 1 batang rokok saja dan suruh hisap. Apakah anda mau? Orang tua yang waras pasti menolaknya?

Kenapa?

Ya karena rokok memang berbahaya.

Lalu coba berikan kepada anak anda air putih, garam, gula dan daging kambing yang anda katakan bisa haram tersebut. Apakah anda menolaknya? Tentu tidak kan? Kenapa?

Ya karena semua yang saya sebutkan barusan itu tidak berbahaya.

Disini fitrah anda sudah membuktikan kalau rokok itu tidak ada manfaatnya, buruk dan berbahaya untuk manusia. Iya kan?

Tentu saja perumpamaan yang simpel ini tidak bisa menggugah hati para perokok karena dalam tubuhnya sudah dicekoki bertumpuk-tumpuk racun nikotin rokok. Hingga hasrat merokok mereka lah yang lebih pertama dan utama. Jika mereka sadar, hanya hidayah Allah lah yang bisa menghentikan kebiasaan merokok mereka.

Post a Comment