(Sumber: www.inibaru.id)

Banyak status dan berita yang berseliweran di beranda saya dan juga banyak pula yang saja bertanya ke saya perihal ini.

Secara hukum, Dewan Fatwa Perhimpunan Al Irsyad telah menerbitkan fatwa perihal ini, simak di tautan berikut:

https://dewanfatwa.com/download/029-tentang-seputar-shalat-iedul-fitri-di-rumah/

Namun demikian, ada dari saudara saudara kita yang gusar atau kecewa dengan apa yang terjadi di masyarakat, mall, pasar, bandara dan lainnya yang tetap saja berjubel. Sedangkan aktivitas ibadah masjid, mushalla dan lapangan shalat Ied dihimbau untuk dihentikan hingg batas waktu yang tidak ditentukan.
Diskriminasi bin membingungkan, demikian menurutnya.

Saudaraku! Coba renungkan dari sudut yang berbeda, biarkan mereka yang memilih untuk berjubel, berdesak desakan.
Sedangkan anda tetaplah sabar menahan diri di rumah semoga selamat dari KOPID-SONGOWELAS (baca: Covid19 -red) insyaAllah.

Nah, kalau anda merasa ndak tahan untuk tidak ikut berdesak desakan, ya itu kembali kepada anda juga sih, saya tidak bisa melarang apalagi membelenggu anda, yang penting resiko tanggung sendiri.

Sebagaimana bila anda lebih memilih membentengi diri agar selamat dari KOPID-SONGOWELAS, maka anda juga yang akan menikmatinya.
Para tenaga medis menganjurkan anda untuk tetap di rumah work from home, karena mereka sayang kepada anda, bukan karena benci kepada anda.

Kawan! Hidup itu pilihan, ndak usah terlalu spaneng, iso iso stress lo kawan.
Dibawa santai saja, la banyak kok di dunia ini yang memilih untuk celaka, ada yang memilih tetap kafir, ada juga memilih maksiat, ada juga yang memilih rokok, narkoba, dan pilihan buruk lainnya.

Dan masih banyak juga yang memilik hidup sehat, berakal sehat, dengan mempertahankan iman dan Islamnya, menutup auratnya, mempelihara akal sehatnya, menjaga akhlaqnya.

Secara hukum agama, juga ada kelapangan kok, untuk shalat di rumah, jadi orang Islam itu nyaman, ndak usah streng, mengko malah dikiro radikal.

La orang yang bau mulut sehabis makan bawang merah atau putih atau lobak, saja diizinkan untuk tidak hadir berjamaah, apalagi yang kawatir tertular penyakit mematikan.

La kalau ternyata keputusan melarang shalat di lapangan dan masjid itu adalah salah, maka dosanya biar mereka yang nanggung.

Kawan! Sebagaimana makan prasmanan itu juga mengasyikkan demimian pula hidup prasmanan, alias semua kita bebas memilih sesuai seleranya.

Semoga menyejukkan hati hati yang sedang geram.

(Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri)

Post a Comment