(Ilustrasi)

Melihat pasar, mall, bandara, stasiun dan konser tetap saja ramai dalam kondisi begini, sebagian orang bersuara untuk diberi juga kebebasan untuk bebas ke masjid melaksanakan ibadah berjama'ah.

Apalagi sebentar lagi mau lebaran. Mereka ingin shalat 'id di lapangan.
Kenapa ke masjid malah dihalangi, ke tempat lain tidak masalah?
Kalau saya melihat hal ini ada beberapa segi.

Pertama, karena orang yang shalat yang bisa ditertipkan. Mereka yang mengerti keselamatan diri pribadinya dan keselamatan orang banyak. Keselamatan akhirat yang tidak kelihatan saja dia beriman, apalagi keselamatan yang jelas-jelas di depan mata. Sudah begitu banyak korban dan penderitaan akibat pandemi ini.

Kalau orang lain tidak peduli, paling kurang orang-orang yang shalatlah yang mengurangi beban bersama, terutama beban petugas medis.

Toh, tidak pun ke masjid kita tetap bisa shalat di rumah. Insyaallah, agama kita tidak akan berkurang dengan demikian, bahkan semakin kuat dan lebih baik bila kita maksimalkan kesempatan ini untuk membina keluarga. Menanamkan ruh religi kepada keluarga kita sendiri terlebih dahulu sebelum kita bergaul dengan masyarakat.
Bagi orang yang shalat segala situasi akan positif bila dihadapi dengan cara fikir positif juga.

Kedua, walaupun semua orang dibiarkan dan diberi kebebasan untuk berbuat semaunya seperti waktu belum ada virus corona, saya tetap akan mengambil pilihan untuk di rumah saja. Karena saya tidak mau ambil resiko.

Sungguh tidak tega rasanya habis pulang berkumpul dengan orang banyak di masjid untuk Jum'atan atau shalat 'id di lapangan setelah itu pulang bertemu anak, istri dan keluarga. Alangkah sia-sianya.

Saya tidak mau menyesali tindakan ceroboh ketika sudah terjadi hal yang ditakutkan terhadap anggota keluarga kita. Maka mencegah jauh lebih baik.
Biarlah orang bebas ke mana-mana, melakukan apa yang mereka maui. Rasanya saya masih punya akal sehat dan perasaan untuk melindungi keluarga saya sendiri dan tidak ikut-ikutan menambah beban bersama, terutama beban dokter, perawat dan tenaga kesehatan. Saya juga tidak punya banyak biaya untuk berobat, selain tidak sanggup menanggungkan derita sakit.

Di sini saya kira kita tidak perlu ikut-ikutan membandingkan antara pasar, bandara dan mall dengan masjid. Sekalipun tawaran untuk mengisi khutbah 'id sudah bersileweran.

Di sini juga berlaku #saveakalsehat
Semoga Allah selamatkan akal sehat kita dari kesalahan berfikir dan menyelamatkan tubuh kita dari bahaya pandemi ini.

Nanti malam adalah malam 27 Ramadhan, semoga nanti malam adalah malam Lailatul Qadar. Jangan lupa memaksimalkan ketaatan.
Arakum 'alal khair.

(Oleh: Ustadz Zulfi Akmal)

Post a Comment