(Sumber gambar: Facebook)
Rumahku adalah Syurgaku, home sweet home istilah orang kulon bilang.
Rumah bisa laksana Syurga bila kita merasa betah didalamnya.
Kenapa bisa betah?
Selain dari terjalinnya keharmonisan keluarga juga karena faktor lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat dan damai itu bisa membuat kita betah di rumah.
Jadinya selepas kita beraktifitas bawaannya pengen pulang ke rumah untuk istirahat dan nyantai. Berarti rumah dan lingkungannya auranya sehat. Kalau bawaannya ga betah di rumah, pengen nongkrong, ngrumpi, ngumpul, ngegosip satu harian di luaran, ini menandakan rumah dan pemiliknya lagi sakit, hehe...
Lingkungan dimana kita bertempat tinggal memang bisa mempengaruhi kepribadian kita, kalau lingkungan jahat ya kita bisa terikut jadi jahat, lingkungan yang baik, kita bisa ikut baik.
Secara akal sehat dan fitrahnya manusia pasti kita pilih lingkungan sehat, bukankah begitu? Kecuali orang yang suka dengan lingkungan yang tak sehat berarti dia berpeeee...nyakiiit, 😀
Apa Itu Lingkungan Sehat dan Lingkungan Kumuh?
Lingkungan sehat yang dimaksud disini adalah lingkungan yang adem, tempat yang damai dari polusi suara-suara cempreng (gosip, dangdutan dan lainnya), tempat yang relatif aman dari kriminal (nongkrong, main gitar, ngeganja, mabok dan lainnya) dan tempat yang aman dari kelakuan tetangga-tetangga masa gitu (ngegosip, rese dan bikin sebal)
Lingkungan sehat memang identik dengan kawasan elit misalnya komplek orang-orang kaya dengan rumah-rumah yang mewah, tapi ga harus seperti itu juga. Ada juga komplek atau kawasan perumahan yang sederhana tapi adem dan nyaman dihuni.
Kenapa tempat-tempat yang saya maksud barusan disebut lingkungan sehat? Ya karena memang tempatnya yang adem dan sehat.
Kenapa pulak tempatnya bisa adem dan sehat? Ya karena warganya yang sehat-sehat. Sehat gimana? Ya, engga rese-an, engga kepo sama urusan orang, engga tukang gosip, engga tukang palak, engga norak, engga ngumpul di pinggir jalan/gang, engga genjrang-genjreng di malam yang saatnya orang istirahat dan lainnya.
Ya kebanyakan di lingkungan yang sehat orang-orangnya berpendidikan, berwawasan (maaf ya bukan sombong, tapi mau tak mau ini memang fakta). Jadi cara berfikir dan cara hidup bersosialisasi mereka lebih dewasa, lebih terarah yang dampak positifnya tidak merugikan orang lain, lebih menghargai privacy orang.
Bagaimana Dengan Lingkungan Kumuh?
Lingkungan kumuh kebalikan dari lingkungan sehat. Biasanya atau kebanyakan lingkungan kumuh itu adalah lingkungan berisik penuh dengan suara-suara cempreng ya ngegosip, dangdutan, genjrang-genjreng dari anak-anak kampung yang norak.
Lingkungan kumuh biasanya banyak ditemukan di gang atau jalan-jalan kecil yang padat hunian. Biasanya ditempat kayak gini rawan kriminalitas. Makanya biasanya kalau razia narkoba itu banyak di daerah-daerah kumuh kayak gini.
Di tempat-tempat kayak gini rawan konflik baik antar tetangga mau pun antar kampung alias tawuran. Tapi tidak semua kawasan di gang dan padat warga disebut lingkungan kumuh dan sakit.
Ada sebagian daerah yang saya maksud benar-benar lingkungan yang sehat, hal ini karena mayoritas warganya yang berwawasan dan religius.
Kenapa lingkungan kumuh ini disebut lingkungan yang sakit? Ya karena warganya yang sakit. Kenapa warganya bisa sakit? Bisa jadi faktor lingkungan sakit yang sudah lama didiami (huni) jadi terimbas kepada kepribadian. Bisa jadi tingkat pendidikan yang rendah ditambah kurangnya minat mempelajari agama jadi minus adab dan akhlak.
Makanya biasanya kehidupan dari lingkungan kumuh ini bagi warga yang baik-baik terasa sangat mengganggu. Warganya pada suka ngumpul dan ngegosip kepoin orang-orang disekitar apalagi kalau ada tetangga baru yang ga mau ikut gabung sama mereka, abis dibully/digossipin tu tetangga baru. Belum lagi tidak ada sikap tenggang rasa, ada pesta main embat aja lahan orang, genjrang-genjreng malam berisik gangguin orang tidur, bakar sampah seenaknya.
Pokoknya very very ngebetein dan ngeselin. Ga usah deh tinggal di tempat yang ginian. Bisa stres luar dalam. Sepanjang hidup anda tidak akan nyaman berhadapan dengan konflik dari orang-orang rese.
Memang untuk tinggal di lingkungan sehat kebanyakan harus merogoh kocek yang dalam, karena lingkungan yang sehat sudah langka di dunia ini habis diborong para develover perumahan orang-orang kaya. Orang pas-pasan kayak kita sangat susah meraih syurga dunia ini.
Tapi jangan berputus asa cobalah cari lingkungan-lingkungan sehat yang masih tersisa di daerahmu, mungkin bisa dicari di luar kota atau daerah-daerah yang warganya religius.
So bagi anda yang berfikiran sehat jangan sembarangan mencari hunian, teliti dan survey keadaan disekitar. Jangan sampai menyesal dikemudian hari. Jadikan tempat tinggal kita Syurgaku adalah rumahku.
Sekian artikel acakadul ini, semoga bisa menginspirasi.
Salam acakadul...!!!!
Post a Comment