Pembakaran bendera berlafaskan Syahadat atau bendera Tauhid yang dilakukan oleh ormas Banser begitu viral di media sosial. Saya tak sebut oknum ya, kalau sebut oknum itu segelintir pelaku, sedangkan mayoritas Banser ini umat Islam sudah tahu kelakuannya dari dulu.

Kembali ke topik, buntut dari pembakaran bendera Tauhid ini memicu kemarahan umat Islam Indonesia. Banyak yang mengutuk pelaku pembakaran bendera Tauhid ini. Amarah umat sudah tidak tertahankan lagi. Banser ini sudah kelewatan, berkali-kali membuat ulah, dari memusuhi jamaah Islam yang diluar kelompoknya, membubarkan pengajian dan menghadang para ustadz serta membakar bendera umat Islam. Hingga timbul petisi untuk membubarkan ormas yang anggotanya suka joget dangdutan dan jaga gereja ini. Umat menganggap Banser sudah tidak ada lagi maslahatnya untuk Islam, boro-boro menjaga masa depan umat, malah gereja yang dijaga, bukannya bekerja sama dengan umat, malah bekerja sama dengan musuh-musuh Islam. Jadi lebih baik bubarkan saja.

Merasa paling NKRI, paling nasionalis, paling pancasilais, paling nusantarais tapi hakekatnya bertolak belakang, malah merongrong persatuan, menyulut permusuhan dan perpecahan bangsa.
Kalau Banser merasa paling menjaga NKRI ini, silakan datangi itu bumi Papua dari teroris OPM, berani tidak?

Jangan merasa paling Nusantarais, yang berjuang mengusir penjajah dari bumi Nusantara ini bukan kalian saja. Kalian itu cuma segelintir di pulau Jawa. Banyak pejuang Indonesia dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya. Mereka semua berjuang mengusir penjajah untuk tegaknya negara Indonesia yang bernafaskan Islam. Jangan kalian fikir Indonesia ini milik kelompok kalian! Bukan kalian yang mempersatukan Indonesia ini?

Umat menuntut Banser minta maaf dan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Bukannya malah minta maaf, malah pimpinan ormas ini bersikap sombong karena mereka merasa tidak punya kesalahan. Malah mengkambing hitamkan HTI (maaf saya bukan anggota HTI ya). Banser bersikukuh bahwasanya bendera yang mereka bakar bukan bendera Rasulullah, melainkan bendera HTI.
Lebih gilanya lagi, pimpinan Banser mengibaratkan bendera Syahadat yang mereka bakar tak ubahnya dengan bendera PKI yang berlogo palu arit. Karena katanya bendera Syahadat yang mereka klaim sebagai bendera HTI itu tak mesti ada tulisan HTI nya, jadi biarpun bendera itu berlafas Syahadat tetap dituding bendera HTI, sama seperti bendera PKI yang begambar palu arit katanya tak ada tulisan PKI nya, jadi setiap bendera palu arit dituding PKI.

Yang benarnya, bendera syahadat (Tauhid) adalah bendera yang dipakai Rasulullah dulu. Bendera Tauhid tidak identik dengan HTI.
HTI memang berbendera Tauhid, tapi bendera Tauhid tidak mesti HTI.
ISIS (saya bukan pro ISIS) juga gunakan bendera Tauhid ini. Ini bukti kalau panji Tauhid adalah bendera Rasulullah (bendera umat Islam). Sekalipun ada tulisan Hizbut Tahrir dibawah lafaz Syahadat, tetap itu disebut bendera Tauhid Karena tulisan Hizbut Tahrir disitu cuma numpang nempel aja. Tapi jika kalimat syahadat itu dihilangkan dan tinggal tulisan HTI nya, maka itu baru dinamakan bendera milik organisasi HTI bukan bendera Tauhid lagi.

Sedangkan bendera palu arit adalah bendera yang digunakan PKI, setiap negara dengan faham komunis pasti memakai bendera tersebut, karena palu arit adalah simbol kaum komunis sedunia. Sekalipun tidak ada tulisan PKI dibawah logo palu arit tetap itu disebut bendera komunis dan PKI itu komunis. Komunis itu suatu faham yang terlarang di negeri Indonesia ini bahkan di negeri Islam mana pun. Jadi PKI dan komunis sama, yaitu sama-sama terlarang.

Jadi sudah jelas bedanya. Adalah ngawur jika bendera Tauhid disamakan dengan bendera palu arit.

Seluruh umat Islam dari berbagai elemen telah mengakui bahwa bendera yang dibakar Banser bukan bendera HTI melainkan bendera Tauhid. Tapi Banser bersikukuh bahwa itu adalah bendera HTI. Apakah petinggi-petinggi Banser itu tak faham sejarah Islam atau cuma ngeles saja? Banser yang telah melukai perasaan umat Islam dengan pongahnya2 tidak merasa bersalah dan tidak mau meminta maaf kepada umat.

Duhai Banser, duhai NU, kalian itu umat Islam tapi perangai kalian mirip musuh-musuh Islam. Umat Islam di luar kalian yang lurus hatinya masih menganggap kalian bersaudara, satu ukhuwah. Tapi kalian selalu menebarkan kebencian. Dilema perasaan umat ini, kalau mau diturutkan hati ingin rasanya perang dengan kalian. Bagaimana tidak, kalian yang dianggap saudara seiman tapi hakekatnya suka menzhalimi, memusuhi saudaranya sendiri.

Sampai kapan kalian akan begini, sadarlah wahai NU dan Banser, kalian itu telah ditumpangi oleh musuh-musuh Islam. Bangunlah, jangan mau di adu domba, jangan mau diperalat. Kembalilah ke NU dan Banser yang dulu, yang memerangi PKI, yang memusuhi Syiah, yang memusuhi musuh-musuh Islam. Kembali lah ke jalan Islam. Bertaubatlah jangan sampai azab Allah turun menimpa. Naudzubillah..

Post a Comment