(Sumber gambar: www.jendeladunia16.com)
Tak banyak yang mengetahui tentang Sibolga juga tentang segala yang ada di dalamnya. Jangankan warga luar Sumatra, warga Medan saja pun banyak yang tak tahu informasi tentang daerah ini.
Keberadaan suku Pesisir ini, mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat lain di pulau Jawa atau daerah-daerah lain di luar provinsi Sumatra Utara. Tetapi sebenarnya, etnis Pesisir ini telah mendiami bumi Indonesia ini selama berabad-abad lamanya di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah, mereka ada sejajar dengan etnis-etnis lain seperti suku Toba, Mandailing, Angkola, Minangkabau dan Melayu.
Kota Sibolga merupakan salah satu kota di Sumatera Utara. Letaknya di pantai barat Pulau Sumatera dan berada di dalam kawasan Teluk Tapian Nauli. Kota mungil ini hanya memiliki luas sekitar 35,36 kilometer persegi. Letaknya 350 km dari Medan, ibukota Sumatera Utara.
Kota Sibolga dijuluki "Negeri Berbilang Kaum" karena menaungi beragam suku etnis di negara kepulauan ini.
Masyarakat luar hanya mengenal etnis Sibolga adalah etnis Batak, karena berada dekat dengan kawasan Tapanuli Tengah. Tapi jelas Sibolga dengan Tapanuli Tengah itu berbeda.
Secara kultur, Sibolga ini adalah rumpun Melayu Pesisir. Telihat dari budayanya. Tengok saja bahasa sehari-hari mereka memakai bahasa Minang dengan dialek Pesisir, budaya dan masakan khas mereka yang juga mirip dengan Minang.
Pakaian Khas Sibolga (sumber gambar: ga ingat)
Sejarah Singkat Sibolga
Etnis Sibolga awalnya adalah etnis Batak, seperti halnya suku Batak di daerah Toba sana, hanya saja kultur mereka banyak dipengaruhi oleh etnis Mandailing dan Angkola yang juga menetap di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Dan otomatis logat Batak mereka berbeda dengan Batak di daerah Toba sana.
Sampai kemudian masuklah suku pendatang dari Minang dan Melayu ke wilayah pesisir barat ini. Mereka pun berbaur hidup berdampingan dan kemudian menikah dengan etnis yang ada disana. Melalui interaksi yang berabad-abad lamanya terjadilah percampuran budaya dan akhirnya membentuk sebuah etnis tersendiri yaitu suku Pesisir (Pasisi).
Istilah Pesisir lebih digunakan untuk mempertegas keberadaan masyarakat Tapanuli Tengah, terutama untuk menghindari dominasi orang Batak dari pedalaman.
Pada tahun 2008, sebagian besar kelompok masyarakat Pasisi menolak bergabung dengan etnis Batak Toba untuk mendirikan Provinsi Tapanuli. Etnis Pasisi mempunyai budaya sendiri, walaupun mayoritas mereka bermarga alias Batak, tapi identitas mereka tak mau disamakan dengan Batak.
Etnis ini menggunakan bahasa Melayu Pesisir yang mirip dengan bahasa Minang. Dominasi mereka di daerah pesisir barat pantai Sumatra. Mata pencaharian mereka umumnya adalah sebagai nelayan, dan profesi lainnya.
Sibolga memang unik, dikatakan Batak tapi cita rasa Melayu. Dibilang Melayu tapi bermarga alias Batak. Anda akan banyak menemukan warga Sibolga disana yang bermarga alias Batak, tapi jangan heran kalau mendengar tutur bahasa mereka yang ber-ambo-ambo.
Sibolga Lebih Jauh
Berbeda dengan budaya suku Batak Toba/Silindung yang original budaya Bataknya seperti Tortor, Margondang, dsbnya, Batak Pasisi tidaklah demikian. Budaya Batak Pasisi lebih dipengaruhi budaya Melayu, seperti kesenian Sikambang, berbalas-pantun, pencak silat, dsbnya. Batak Pasisi lebih berbudaya islami yang mana banyak terpengaruh oleh Minang dan Melayu.
Sibolga dan Tapanuli Tengah memiliki pulau-pulau dengan panorama yang indah, sebut saja Pulau Mursala, Pulau Pocan Gadang, Pulau Pocan Ketek, Pulau Putri dan Pulau Panjang. Nyiur melambai dan pantai pasir putih yang mengelilingi pulau-pulau itu menambah indah panoramanya, ditambah pemandangan bawah laut dengan terumbu karang yang mempesona.
Di antara sejumlah pulau tersebut ada yang sangat indah dan eksotis yaitu Pulau Mursala. Pulau ini memiliki air terjun yang langsung jatuh ke laut. Dikabarkan tak banyak tempat dengan keindahan alam seperti ini di dunia ini.
Orang Batak Sibolga yang Muslim sejujurnya mereka enggan disebut orang Batak, kalau pun dibilang Batak, ada embel-embel dibelakangnya yaitu Pesisir. Kalau tak percaya, silakan tanya pada mereka apa sukunya? Pasti mereka jawab, saya orang Sibolga, atau minimal mereka katakan, saya orang Batak Pesisir.
Sebagian ada yang tidak mencantumkan marga di belakang nama mereka. Tapi tidak semua warga asli Sibolga itu suku Batak, ada juga bemarga Tanjung. Orang Sibolga bermarga Tanjung bukanlah orang Batak, asal-usul mereka dari Minang tapi lahir dan besar di Sibolga / Tapanuli Tengah dan mengikuti adat istiadat disana. (Maaf tidak bermaksud RAS, ini hanya sekedar informasi)
Kota Sibolga adalah tempat favoritku. Banyak kenangan masa kanak-kanak yang indah di kota kecil ini. Aku tak pernah bosan jika selalu berkunjung kesana, bahkan ingin rasanya menetap disana disaat hari tuaku.
Bagiku kota Sibolga itu tidak saja indah, tapi kota ini adalah merupakan kenangan tersendiri bagiku, bagi kami sekeluarga, selain itu karena kota ini juga adalah tempat kelahiran kedua orang tuaku. Walau ku tak lahir dan besar di kota tersebut tapi kenangan masa kanak-kanak saat pulang ke Sibolga bersama kedua orang tua kami selalu terbayang dalam ingatan, terutama kepada sosok Ayah yang telah tiada (semoga Allah Ta'ala merahmati Beliau).
Siboga, kampung nan elok di mato, kampung ayah dan umak ambo. Takanang samaso ketek basamo umak dan mendiang ayah. Hibo hati mangigeknyo. Rindu hati mamanggi. Siboga, indak kan lupo dari ingatan.
(Berbagai sumber)
Note: Artikel ini pernah saya publish di beberapa wap dan blog saya seperti ilalank.yu.tl, ilalank.blogponsel.net, putrasumatra.mw.lt dan difan96.wapka.me
Wow baru tau aku sob
ReplyDeletePostingan yg begini dibanyakin sob,biar jadi pemandu wisata hh :<
Uda lama postingan ini Sob, sejak di MWB. Ntar aku coba gali info tentang budaya2 yang ada di pulau Sumatra ini. BTW tumben komen Sob :D
DeleteSorry Sob komen baru dipublish. Hanpir ga pernah periksa komen moderasi :D
Post a Comment