Jika berwisata ke Danau Toba, sempatkan menjelajah Pulau Samosir untuk melihat tiga danau di tengahnya; Sidihoni, Aek Natonang, dan Aek Parohan.

Danau Toba terletak di ketinggian hampir seribu meter di atas permukaan laut (mdpl). Tiga danau di Pulau Samosir terletak di ketinggian 1.300 mdpl. Tidak keliru jika masyarakat setempat menyebut Sidihoni, Aek Natonang, dan Aek Parohan adalah danau di atas danau.

Danau Sidihoni



Tao Sidihoni, atau Danau Sidihoni, terletak di Kecamatan Ronggur Nihuta dan Pangururan. Dari Kecamatan Panguruan, Sidihoni berjarak delapan kilometer. Dari Tomok, salah satu kota wisata populer di Samosir, pengunjung harus menempuh 40 kilometer.

Belum ada wisman dan wisnus berkunjung ke danau yang dikelilingi hamparan rumput hijau, perbukitan, dan pohon-pohon pinus. Di pagi dan sore hari, kasasan sekujur tepi danau ramai oleh penduduk yang mandi, mencuci, buang air besar, atau penggembala memandikan kerbau di danau seluas kira-kira 105 hektar ini.

Nyaris belum ada upaya mengelola Danau Sidihoni sebagai tempat wisata warga. Tidak ada penginapan untuk pengunjung, kendati warga selalu membuka pintu untuk siapa pun yang bermalam dan membayar Rp 200 ribu.

Akses jalan ke Danau Sidihoni dari Tomok dan Tuktuk Siadong sebagian beraspal, dan sebagian lainnya tak terurus dan berlubang. Akibatnya waktu tempuh dari dua kota itu ke danau cukup lama.

Aek Natonang



Danau lain yang relatif belum dimanfaatkan menjadi tempat wisata adalah Aek Natonang. Membentang seluas kira-kira 105 hektar di Desa Tanjungan, Kecamatan Simanindo, Pulau Samosir, Aek Natonang berada di kawasan perbukitan -- sekitar 20 kilometer dari Ambarita, ibu kota Kecamatan Simanindo.

Belum ada upaya memanfaatkan danau sebagai kawasan wisata. Misal, menggelar festival, lomba renang, atau mendayung. Padahal, panorama sekitar danau sedemikian menarik, yaitu bukit-bukit dengan pepohonan lebat.

Pengunjung Aek Natonang disarankan membawa bekal cukup, karena tidak ada warung dan restoran. Warga sekitar adalah petani, yang menjadikan danau sebagai sumber air untuk.

Aek Porohan



Terletak di Salaon, Kecamatan Ronggur Nihuta, Aek Parohan sempat ditata Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir. Namun, penataan terhenti karena kondisi Aek Porohan berlumpur dan dipenuhi rumput tebal menjalar.

Sebelum Ludwig Ingwer Nommensen mengkristenkan wilayah Batak, masyarakat Salaon Toba sering menggelar ritual minta hujan di Aek Porohan. Warga masuk ke dalam danau dan saling menyiram air dengan tangan, atau marsidombur.

Artikel ini telah disunting sesuai keperluan

Sumber: disini

Post a Comment