(sumber gambar : halosehat.com)
Siapa yang tak suka gorengan, makanan selingan tapi bisa mengenyangkan, rasanya ga usah ditanya, gurih dan uueeeenak... Pokoknya yang namanya digoreng itu nikmat dan harum gorengannya itu lho, menyebar ke seantero dunia?
Sesuatu yang digoreng itu akan kelihatan lebih lezat dan makanan yang tadinya uda dingin jika digoreng lagi juga jadi lebih enak. Wuuiuh menggiurkan.
Gorengan juga bksa mengalihkan masalah, ya umpama, kinerja pemimpin rumah tangga alias suami sudah mulai kecium ketidak beresannya, maka sang suami pun untuk mengalihkan kecurigaan istri, dia akan menggoreng apa saja, supaya si istri takjub dan lupa akan kesalahan suami.
Atau jika ada hubungan orang-orang yang sedang panas, maka gorengan bisa membuat bertambah panas. 😀
Begitulah gorengan...
Dan alkisah, goreng menggoreng ini juga sangat disukai di negeri antah berantah yang warganya mudah terpesona dengan pencitraan dan mudah tergiring keyakinannya.
Lha iya dong, makanan favorit disana kan gorengan.
Baru-baru ini ada kejadian heboh disana, yaitu kejadian kompor meleduk. Kabarnya sih uda sering ada kejadian kompor meleduk disana. Katanya sih penyebabnya karena perbuatan para kucing-kucing manis yang di tuduh radikal. Padahal si kucing itu bukan radikal lho, lha dia sedang ngejar-ngejar curut yang masuk rumah. Sebagai seorang penjaga rumah, wajar dong dia berinisiatif mengusir si curut tadi.
Akibat aksi kejar-kejaran si kucing dan si curut, walhasil kompor jadi meleduk kesenggol si kucing. Kok bisa meleduk? Ga tau juga, kali aja kompornya lagi nyala, dan disamping kompor ada dinamit.
Tapi gara-gara curut yang bikin penyakit itu, sikucing jadi kena getahnya, setiap ada kejadiah heboh, maka sikucinglah jadi tersangkanya, padahal belum tentu si kucing pelakunya.
Konon sipemilik rumah katanya sedang banyak masalah, ketidak becusannya sebagai pemimpin rumah tangga sudah mulai tercium, maka untuk mengalihkan perhatian seisi rumah dan warga, si kepala rumah tangga tadi mulailah membuat skenario, dengan menghadirkan seekor kucing yang lain ke dalam rumah. Melihat ada kucing lagi didalam rumah, sang curut pun pontang-panting terbirit-birit. Kejar mengejar pun terjadi, akhirnya aksi kucing dan curut tadi diakhiri dengan kompor meleduk. Duuuaaaaar...!!! Entah apa yang terjadi kenapa kompor bisa meleduk. Pokoknya meluduk aja. Ga ada korban jiwa. Kucing yang kejar-kejaran tadi menghilang entah kemana.
Si pemimpin rumah tangga pun tersenyum menyeringai bertanda puas. Jebakan betmennya berhasil. Si kucing pertama dicurigai jadi tersangka kompor meleduk. Akhirnya ditetapkanlah si kucing yang tak bersalah apa-apa diumumkan sebagai pelaku kekacauan.
Maka untuk memuluskan aksinya si pemilik rumah pun mulai menggoreng. Tak tanggung-tanggung dia menggoremg fried chicken yang lezat itu. Sampai-sampai harum gorengannya menyebar ke seantero rumah dan tetangga. Kontan saja seisi rumah jadi terpesona atas kepiawaian sang pemipin rumah tangga tadi menggoreng.
Suasana mencekam akibat kompor meleduk sudah mulai mereda. Seisi rumah dan para warga bertanya, "Ada apa?"
Jawab si pemimpin rumah tangga:
"Oh itu si kucing buat kekacauan lagi. Kompor meleduk tadi kan perbuatan dia!".
Warga pun geram tiada terkira kepada si kucing.
"Dasar teroris, pemecah belah, rasisme. Kita usir saja si kucing itu.!"
Di pemimpin rumah tangga tadi tersenyum jumawa. Harumnya gorengan membuat makin banyak orang memenuhi rumahnya. Dia terus menggoreng bercerita panjang lebar tentang keburukan si kucing. Dan warga pun terlena.
"Bapak-bapak, ibu dan keluargaku, kita makan ayam goreng dulu. Gorengan saya sudah kelar".
Semua pun takjub, karena perut sudah pada lapar, semua menyantap fried chicken bikinan si pemimpin rumah tangga tadi dengan rakus, sampai-sampai tulang saja pun tidak tersia. Semua pada lupa akan kesalahan si pempimpin rumah tangga tadi gara-gara gorengan. Dan hal seperti ini terus menerus terjadi di negeri antah berantah tersebut.
Begitulah gorengan bisa mengalihkan masalah, juga bisa menyebarkan masalah. Cukup efektif untuk bisa meninabobokkan orang-orang yang hanya bisa menangguk-angguk kayak burung pelatuk.
Gimana anda masih suka gorengan?
Boleh saja, halal kok? Tapi jangan menggoreng untuk mengalihkan masalah ya?
Post a Comment