Tersebutlah dua orang blogger yang bernama Jon dan Jonggol. Mereka ngeblog di dua platform yang berbeda, Jon di Blogspot, sedangkan Jonggol di Wordpress. Jonggol dulu adalah pengguna Blogspot, tapi karena tidak puas akhirnya dia migrasi ke Wordpress yamg berbayar. Sementara Jon tetap setia dengan Blogspotnya. Jonggol sangat bangga dengan Wordpressnya, hingga terkesan menyudutkan platform Blogspot. Tentu saja Jon sebagai pengguna Blogspot merasa terusik, hingga mereka terlibat perdebatan. Mari kita simak perdebatan mereka.

Jonggol: "Jon, Wordpress itu keren lho, bisa berkreasi tanpa batas dengan seabreg plugin. Mau buat blog / situs kayak apa aja bisa, mau bikin toko online, portofolio, dan lainnya. Pokoknya masa depan cerah. Thema juga berkualitas tinggi, siip dah pokoknya.

Jon: "Oh ya, bagus dong, gua mah tetap di Blogspot aja"

Jonggol: "Masih setia di Blogspot ya? Apa sih nikmatnya ngeblog di Blogspot? Lay out template ga bisa di otak atik, fitur sudah kuno malah sebagian sudah dihilangkan. Cuma ngandalkan widget, itu juga sebagian sudah dihilangkan, sampai dimana kreatifitas lu?"

Jon: : "Maaf ya Gol, gua itu niatnya cuma menulis, titik. Dan Blogspot sudah lebih dari cukup bagiku untuk berkreasi. Gua nyaman di Blogspot, tampilan template pun uda cukup keren. Gua sudah puas. Jadi gua ga butuh seabreg fitur keren dari Wordpress lu itu! "

Jonggol: "Ah lu mah standar orangnya. Berkreasi cuma menulis?"

Jon: "Eh Gol, asal lu tahu ya, gua uda capek bikin blog dari yang instan sampai yang manual (instal). Gua dulu hoby otak-atik CSS/template, HTML dan PHP. Uda lewat masanya buat gua yang kayak ginian!"

Jonggol: "Songong lu ya? Mentang-mentang uda duluan ngeblog.

Jon: "Lu yang songong duluan. Lagian kalau ingin lebih berkreasi, ga usah susah-susah pindah ke Wordpress. Lu bisa berkarya di Blogspot dengan modifikasi CSS / template, widget dan lainnya. Kalau lu bisa bikin widget, script, apalagi bisa membuat template blog, itu baru namanya tantangan. Kalau hanya bongkar pasang plugin, anak SD juga bisa".

Jonggol: "Lha ga gitu jua kaleee, gua bukan mau buat template. CSS aja gua masih ga mudeng? Maksud gua kita ga monoton berkreasi di blog hanya menulis dengan template yang itu-itu juga. Di Worpress kita bisa lebih banyak berkreasi dengan adanya fitur CMS. Lu bisa bikin forum, bikin toko online, dan lainnya".

Jon: "Itu mah bukan tantangan namanya? Semua juga bisa migrasi ke hosting yang berbayar asal punya dana. Lu kan tinggal bayar dan pake aja fasilitasnya? Terus tantangannya dimana?"

"Gua uda bilang di Blogspot pun kita bisa berkreasi. Lu bisa modif template lu kalau dirasa monoton. Mengedit template hingga berbeda dengan versi aslinya dan bagus pula, itu merupakan hasil karya yang membanggakan. Bisa ga lu?"

"Gua ga butuh forum atau toko online. Kan uda gua bilang tadi, dulu gua tukang otak-atik, gua uda pernah beberapa kali bikin situs forum baik secara manual mau pun yamg instan. Jadi gua uda capek berkreasi yang kayak gituan?"

Jonggol: "Wah hebat juga lu? Tapi di Wordpress masa depan karir blog gua aman dan cerah. Sedangkan Blogspot lu, sewaktu-waktu bisa ditutup layanannya sama si Google!"

Jon: "Lu bicara masa depan yang belum pasti. Apa lu yakin 100% blog Wordpress lu itu bakal tetap eksis, jangan-jangan blog lu yang tutup duluan, karena ga sanggup bayar sewa atau hal lainnya. Ga usah mikir yang ga-ga, berkarya aja selama masih bisa berkarya. Ga ada yang abadi di dunia ini!"

Jonggol: "Ah payah diskusi sama lu, dikit-dikit bawa agama?"

Jon: "Lha siapa yang bicara agama? Makanya Gol, lu jangan terlalu fanatik dengan flatform Wordpress lu itu. Di mata lu dan pengikut lu, Wordpress itu mungkin bagus dan keren, tapi di mata gua dan orang-orang kayak gua, Wordpress ga ada apa-apanya. Karena kami ga membutuhkan yang gituan.

Blogspot masih tetap akan dibutuhkan oleh para penggunanya yang memang membutuhkannya. Begitu juga dengan Wordpress. Masing-masing berkreasi sesuai dengan kebutuhannya. Jadi kita ga usah mengecilkan atau menjelek-jelekkan suatu platform blog. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.

Jon: "Lho Gol, ente mau kemana, kok ane ditinggal, lho Gol.. Gooool... Goooooool...????"

Begitulah dialag fiktif ini berakhir dengan ngambeknya Jonggol 😀. Sekian dan terima kasih.

Post a Comment