Banyak sudah penderitaan dan situasi-situasi yang tak mengenakkan pasca pandemi Covid ini, diantaranya: Banyaknya PHK dimana-mana, cari makan orang pun terganggu, hari Raya tak meriah, menderita saat di rumah sakit karena aturan-aturan akibat virus ini, kemana-mana menderita karena diwajibkan pake masker.
Awal-awal pandemi, Covid-19 adalah momok yang menakutkan. Dimana saat itu tingkat ketakutan dan kecemasan orang sangat tinggi. Orang ga bisa ngapa-ngapain karena takut tertular virus ini.
Saking menakutkannya virus Corona ini, dulu saya sempat berfikir pake masker pun masih tetap berbahaya (kecuali masker N95). Maka untuk itu tak ada tempat yang paling aman kecuali diam di rumah.
Saya pun selalu wanti-wanti kepada keluarga, selalu pake masker kalau diluaran, jaga jarak, jangan bepergian kalau tak begitu penting.
Namun seiring berjalannya waktu, hari demi hari, minggu dan bulan, rasa khawatir dan cemas tingkat tinggi tadi perlahan berkurang bahkan nyaris hilang. Virus Corona sudah tak menjadi momok menakutkan lagi. Malah menjadi cemoohan di tengah-tengah masyarakat.
Banyak fakta / kejadian di lapangan yang tidak sesuai dengan apa yang diberitakan medis tentang Covid-19 ini. Bahkan saya sendiri pun ikut terlibat di dalamnya:
Berikut faktanya:
Masjid
Tempat suci inilah yang kebanyakan dari awal pandemi berkeras tidak mau menutup aktifitas mereka karena faktor keimanan. Walau ada yang menutup Masjid tapi hanya segelintir.Shalat berjamaah di Masjid juga disebut aktifitas kerumunan. 5 kali dalam sehari para jamaah Masjid shalat didalamnya. Apalagi pasca Covid-19 jamaahnya semakin banyak. Tapi seperti yang anda saksikan, sampai saat ini orang-orang yang shalat berjamaah di masjid walau tidak memakai masker Alhamdulillah mereka aman dan sehat semuanya.
Saking amannya, 2 Masjid dekat rumah saya yang sebelumnya menerapkan protokol kesehatan, kini tidak lagi. Karpet sudah dibentangkan, tempat cuci tangan di halaman depan Masjid sudah disingkirkan, sabun tidak ada lagi disediakan. Para jamaah yang sebelumnya memakai masker, sekarang nyaris tak tampak lagi memakai masker.
Pasar
Tempat ini yang paling banyak aktifitas kerumunan orang, bukan hanya berkerumun tapi berdesak-desakan. Dari lapak-lapak jualan dari yang sempit hingga yang luas, semua manusia berkerumun disana. Banyak diantara mereka yang tak memakai masker, bahkan ada bayi dan anak kecil yang sering dibawa ibunya ke pasar. Aktifitas ini berlangsung setiap harinya. Saya sendiri dan ibu saya pun turut beraktifitas di dalamnya.Nah, yang jadi tanda tanya, seharusnya pasar tersebut sudah menjadi klaster penyebaran virus. Seharusnya banyak orang-orang yang tertular disana, mengingat aktifitas kerumunan setiap harinya. Tapi faktanya sampai saat ini mereka baik-baik dan sehat-sehat saja.
Rumah Sakit
Ini tempat yang sangat beresiko tinggi penularan virus Corona. Mengingat para pasien yang datang dari berbagai penjuru daerah.Saya dan kelurga bolak-balik keluar masuk rumah sakit bahkan menginap disana. Dari mulai rumah sakit yang non rujukan maupun rujukan Covid-19.
Saya sendiri menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri pasien dan keluarga yang mendampingi tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Banyak pasien disana memakai masker sekedarnya. Tidak ada yang menjaga jarak, semua berkerumun. Belum lagi anak-anak kecil yang berlarian kesana kemari berpas-pasan pula dengan para medis yang mengenakan baju pelindung, penutup kepala, lengkap dengan Faceshield dan masker medis.
Hal ini berlangsung setiap hari. Tapi sepanjang ini tidak ada kejadian apa-apa. InsyaAllah dan Alhamdulillah kami sekeluarga, para pasien, para dokter, perawat dan lainnya tetap sehat-sehat wal afiat selalu.
Angkot
Ini juga pernah saya alami. Dimana saya dan ibu menaiki angkot dengan penuh penumpang dan berdesakan. Bahkan ada yang tak memakai masker, ada pula yang merokok. Aktifitas seperti ini setiap harinya.Seharusnya dengan kejadian ini banyak yang terpapar virus. Tapi faktanya Alhamdulillah ga ada kejadian apa-apa tuh?
Demonstrasi
Kalau yang ini sudah jelas sangat beresiko tinggi menjadi pusat klaster penyebaran terbesar. Coba tengok demo besar-besaran para buruh dan warga di Amerika belum lama ini. Ratusan mungkin ribuan pendemo turun ke jalan, berkerumun dan berdesakan.Atau ga usah jauh-jauh, coba lihat demo mahasiswa di tanah air baru-baru ini. Ratusan mahasiswa dari seluruh daerah tumpah ruah ke jalan. Kalau sudah begini resiko tertular sudah tidak bisa dibantah lagi. Tapi sampai saat ini ga ada tuh terdengar kabar ratusan pendemo tadi jatuh bertumbangan di jalan-jalan terpapar Covid-19. Semua aman-aman saja.
Ya Alhamdulillah semoga kami sekeluarga baik-baik saja dalam berurusan ke rumah sakit ini. Semua ini saya lakukan bukan sok-sokan menantang wabah. Tapi karena terpaksa harus ke rumah sakit membawa anak berobat dan kepentingan lainnya. Justru dari sinilah muncul tanda tanya tersebut.
Nah dari fakta-fakta diatas tentu timbul pertanyaan.
Ada Apa Dengan Covid-19?
Kalau kita lihat ganasnya virus Corona ini pasti sudah banyak jatuh korban, pasti rumah-rumah sakit penuh dengan para pasien Covid-19, mengingat warga Indonesia ini termasuk yang mengabaikan protokol kesehatan.
Jika anda lihat dulu berita-berita di Wuhan, Iran, Italia, bagaimana banyak korban berjatuhan di jalanan, mayat bergelimpangan, rumah sakit penuh sesak dengan pasien Covid-19. Kondisi negara-negara tersebut terpuruk perekonomiannya.
Ini menandakan Covid-19 ini adalah wabah berbahaya dan mematikan dengan tingkat penularannya yang sangat tinggi.
Tapi sekali lagi faktanya tidak sekuat apa yang diberitakan di media-media. Yang tampak di lapangan itu aman-aman dan normal-normal saja. Info-info peningkatan jumlah korban Covid setiap harinya, hanya kita lihat di media. Sementara kejadiannya dilapangan tidak terlihat nyata. Membingungkan bukan?
Tidak salah sebagian besar rakyat tidak percaya dan curiga akan keberadaan virus ini. Berbagai spekulasi muncul:
- Mungkin Covid-19 ini bohongan?
- Covid-19 ini ada, tapi keberadaanya dilebih-lebihkan oleh orang-orang tertentu.
- Covid-19 tidak berbahaya, tak ubahnya seperti flu.
- Negeri ini tidak terkena wabah Covid, melainkan hanya segelintir daerah saja.
- Semua ini hanya permainan medis dan penguasa.
- Covid-19 merupakan konspirasi dan rekayasa Global yang dilakukan oleh kaum mata sipit dan Zionis.
- Bla..bla.. Sila tambahkan sendiri mana yang belum ada.
Entahlah, mungkin virus yang paling membingungkan di dunia adalah virus Corona ini, dibilang bohong tapi sepertinya ada. Dibilang ada, tapi kok ga ada? Jadinya seperti ada dan tiada.
Kalau pun saya masih percaya dengan virus ini, karena memandang penjelasan dari seorang Raehanul Bahraen , beliau adalah seorang ustadz/da'i sekaligus dokter peneliti langsung virus Corona ini. Beliau sudah tegaskan kalau Covid ini nyata bukan rekayasa. Tidak mungkin rasanya beliau berbohong.
Selain itu juga teman-teman FB dan adik kandung saya beserta istrinya ikut terpapar Covid-19, (Alhamdulillah adik dan istrinya sudah sembuh). Ini juga meninggalkan kesan bahwa Covid-19 itu ada.
Tapi sekali lagi kesan-kesan tersebut terkalahkan oleh fakta-fakta di lapangan yang saya sebutkan diatas.
Kenapa Covid-19 ini penularannya memilih-milih orang dan tempat? Kenapa dipasar, atau di segala tempat aktifitas kerumunan lainnya aman-aman saja? Why...Why..???
Jawaban pastinya hanya Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Tapi jelas keyakinan kita kepada fakta virus ini semakin lama semakin memudar. Bukan hanya saya tapi hampir seluruh rakyat di Indonesia ini.
Jangan khawatir saya tetap memakai masker disaat bepergian dan selalu mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer. Tapi saya tidak takut lagi kemana pun, mau bekerja, beribadah ke masjid, mau ke pasar atau mau jalan-jalan sekalipun.
Biarlah Allah saja nanti yang akan membuka rahasia dan tanda tanya, apa sebenarnya dibalik misteri Covid-19 yang membingungkan ini?
Semoga..
Post a Comment