Apa dibenak kamu saat mellihat seorang penulis dengan gaya tulisannya yang enak dibaca; lincah, ceria, ngocol, humoris, kritis, tegas, lugas, berapi-api, dan lainnya? Membuat para pembacanya hanyut di sungai, eh maksudnya hanyut dalam tulisan yang ditulis atau tergugah emosinya.
Kesemuanya ini membuat kita ingin mengetahui banyak akan karakter si penulis yang sebenarnya?
Bukankah begitu?
Di dalam bayangan kita, penulis seperti itu pasti terlihat enerjik, jago ngelawak, ngeremaja, ngocol atau cerdas, pintar ngomong, jago debat, tegas seperti karakter tulisan-tulisannya.
Tapi tahukah kamu Sob? Bagaimana karakter sang penulis yang kamu kagumi itu sebenarnya?
Fakta yang sering saya jumpai di lapangan, karakter tulisan bisa bertolak belakang dengan karakter penulisnya sendiri.
Jika di sebuah tulisan kita melihat karakter ngocol, blak-blakan, ceria, jenaka, bisa jadi saat kita lihat karakter asli si penulisnya malah malu-malu, rada pendiam, melempem. Pokoknya bertolak belakang dari karakter tulisannya.
Adakah orang seperti yang dimaksud dalam tulisan ini?
Ya ada lah...
Contoh 1 : Deny Siregar.
Anda tahu Deny Siregar? Dia seorang penulis. Saya sering baca tulisan-tulisan kritisnya di Facebook. Tulisan-tulisannya kerap mencela umat Islam.
Tulisan-tulisan kritisnya begitu cetar menggelegar layaknya seekor singa, berapi-api, menggugah emosi. Saya fikir dia ini orang yang jago debat dan "cerdas" di komunitasnya.
Tapi...
Saat dia diundang bung Karni Ilyas dalam acara ILC di TVOne, ternyata Deny Siregar tidaklah seperti seekor singa yang berani seperti dalam tulisan-tulisannya. Malah dia terlihat seperti seekor kucing yang malu-malu, gagap, melempem saat melayani debat. Banyak netizen yang heran dan langsung mencemooh dia. Akun Facebooknya habis di bully.
Contih 2: Hilman Hariwijaya.
Anda tahu siapa dia? Anda-anda yang pernah remaja di era 1985 hingga 1989 keatas tahu Hilman Hariwijaya. Yup dia penulis remaja yang kondang. Buku-bukunya seperti Lupus dan Olga mencerminkan keceriaan dan kengocolan penulisnya. Saya termasuk penggemar dia.
Tapi...
Saat dia tampil di dunia nyata, yang terlihat tidak seperti itu. Hilman tampil kaku, tidak enerjik seperti malu-malu dan pendiam.
Banyak lagi fakta yang saya lihat dari penulis-penulis top yang saya kagumi. Di media sosial tulisan-tulisannya terlihat tegas, kritis, pokoknya memotifasi. Bawaan pengen share aja rasanya.
Namun saat bicara di dunia nyata malah seperti orang loyo 😀. Ceramahnya jadi ga enak didengar. Bawaannya jadi ngantuk.
Malah penulis yang tampil dengan tulisan yang biasa aja, singkat, datar. Tapi saat tampil di publik (dunia nyata) kata-katanya enak didengar, tegas, semangat, berapi-api.
Ini juga bisa terjadi pada para blogger yang cuap-cuap di blognya. Karakternya di dunia maya bisa jadi bertolak belakang degan karakter aslinya. Berlaku untuk saya juga ini? 😀
Termasuk para medsoser yang ganas dan lantang saat bikin status. Tapi pas diciduk eh ketakutan dan mewek alias menangis , hadeeeeh😀.
Jadi jika ada orang yang menulis menyebut-nyebut dirinya berani, jantan, tegar, belum tentu demikian.
Sebaliknya jika ada menulis dengan tema melo, bisa jadi dia yang paling tegar dan berani menghadapi kenyataan.
Inilah namanya dunia, yang tak luput dari yang namanya IRONIS.
Kenapa bisa demikian?
Ya saya ga tahu 😀. Saya bukan psikolog? Mungkin karakter yang enerjik dan tegas tadi bisa lebih nyaman berekspresi jika dalam tulisan dibanding tampil di depan publik. Sebaliknya karakter yang pemalas dalam tulisan, bisa jadi dia lebih nyaman berkespresi di depan publik ketimbang di dunia maya.
Ya ini cuma opini berdasarkan fakta pengalaman saya. Jika anda tak setuju, yaaa... EGP lah wkwkwk...
Post a Comment