Ke ATM berani, ke pasar berani, ke supermarket berani. Giliran ke Masjid takut Corona, situ waras?
Ente yang ga waras..!!!!
Pernyataan diatas viral di medsos dan WA, seolah menganggap yang ga shalat ke Masjid lemah imannya. Padahal ya, dia sendiri yang paok (goblok). Terlalu bersemangat dalam mengkritik tapi minim ilmu.
Maklum lah di Medsos banyak para kritikus dan orang-orang pintar yang bisa mengambil keputusan hukum sendiri, saking pintarnya mereka ini, MUI pun bisa gugur fatwanya, hebat kan...., koplaknya..???
Apakah benar pernyataan diatas?
Begini ya om...
Coba ditanya dulu untuk apa itu orang-orang yang mau ke ATM, ke pasar, ke supermarket? Mereka pada mau ngapain, coba tanya??
Kalau tujuan mereka mengambil duit ke ATM untuk sekedar makan-makan, nongkrong di kafe, dan lainnya, ya jelas mereka itu salah. Apalagi di masa pandemi virus begini?
Sekarang tanya lagi mereka pada mau ngapain ke pasar dan ke supermarket?
Kalau jawaban mereka ingin menimbun barang-barang kebutuhan pokok, mau beli yang ga ada manfaatnya, mau nampang, mau ngabisin uang, ya salah!
Tapi........????
Jika mereka-mereka ke ATM, ke pasar, supermarket untuk mengambil uang dan belanja kebutuhan pokok sehari-sehari. Ya benar, ini kewajiban namanya..!!!!
Apa anda kira mereka itu nyaman ke ATM, apa anda kira mereka itu tidak was-was pergi ke pasar, ke supermarket, ke tempat kerja dan lainnya? Mereka juga takut coy, tapi karena terpaksa, darurat ya diberani-beraniinlah, tentu saja disiasati dengan pake masker, jaga jarak, dan jangan berlama-lama.
Nah kalau ke Masjid saat wabah begini kan ada keringanan, ada Rukshah. Syariat memberikan kita udzur untuk boleh tidak shalat ke Masjid, umpama karena hujan deras, atau karena wabah virus Corona yang sekarang ini. Hujan saja boleh tidak datang ke Masjid apalagi wabah virus yang membahayakan nyawa?
Shalat kan tidak kita tinggalkan? Masih bisa kita laksanakan di rumah?
Lha kalau kebutuhan pokok ga bisa ditolerir walau situasi pandemi ya kudu berani keluar rumah. Kalau ga, ya ga makan? Ga makan, ya bisa mati...!!!!!
Saat lockdown saja, negara-negara di dunia ini walau menutup semua kantor, transportasi umum, dan sarana lainnya tapi khusus pasar dan supermarket tetap dibuka. Kenapa? Ya karena itu kebutuhan pokok manusia. Ngerti ora son???
Ngeselin ga pemikiran kayak gini? Apalagi dikemas dalam bentuk meme dan viral di seantero jagad dumay.
Ada selevel da'i/kader organisasi Islam terbesar di Indonesia yang ikut-ikutan latah nyebarin meme kayak gini. Memalukan..!!!!
Saya jadi mikir lho ya, kenapa kok ajakan shalat di Masjid saat Corona begini, begitu cetar membahana. Apa banyak sekali rupanya jamaah yang shalat di Masjid? Alhamdulillah kalau memang banyak. Tapi faktanya, Masjid-masjid kebanyakan sepi jamaah saat shalat fardhu, bisa dihitung dengan jari. Yang ramai itu saat shalat Maghrib dan shalat Jum'at saja, kalau Shubuh, Zhuhur, Ashar, Isya sepi membahana.
Terus yang teriak-teriak ngajak ke Masjid saat Corona ini siapa? Jangan-jangan yang teriak-teriak ini, selama ini ga pernah ke Masjid. Ke Masjid cuma sesekali, jangankan shalat di Masjid, shalat lima waktu di rumah aja pun jangan-jangan ga pernah?
Bisa jadi seperti ini kan?
Mari kita intropeksi saja, termasuk penulis.
Merendah diri saja, ga usah merasa paling Muslim diantara Muslim lainnya, ga udah merasa paling alim, paling taqwa.
Mereka-mereka yang shalat di rumah pasca Corona itu karena mengikuti fatwa ulama, karena ingin mengikuti Sunnah, karena ingin berikhtiar menghindari bencana yang datang, dan lainnya. Mereka juga orang alim, orang ikhlas, orang shaleh, orang berilmu. Harap kau ingat itu?
Jadi sudah faham kan?
Jangan lagi asal share, asal mangap, asal semangat. Beragama ga cuma modal semangat dan perasaan tapi harus didasari ilmu.
Mohon ampun saya kepada Allah atas tulisan saya ini.
(Wallahu'alam bish shawab..)
Post a Comment