Corona Virus Desease atau nama familiarnya virus Corona sedang mewabah di negeri kita tercinta ini. Beberapa hari setelah diumumkan resmi dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang terpapar virus, tak lama kemudian melesat naik penyebarannya dengan jumlah yang mengkhawatirkan.
Kita yang sebelumnya berharap aman damai dijauhkan dari wabah virus, tahu-tahu virusnya sudah tiba di negara kita, 😢 Qadarullah..
Korban semakin bertambah hingga situasi darurat pun diberlakukan, sekolah diliburkan, aktifitias keramaian distop, aktifitas ibadah dihentikan sementara, hanya dilakukan di rumah, dan lainnya.
Sedih sekali rasanya, saat dimana jelang Ramadhan disitu datang musibah.
Namun ditengah musibah, ada orang-orang yang (maaf ya) merasa pede, sok jago dan merasa paling tinggi imannya. Yang mengatakan:
"Aku tidak takut Corona, aku hanya takut sama Allah!"
Atau seperti meme dibawah ini:
Majlis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa agar ummat Islam dibolehkan untuk tidak shalat Jum'at / berjamah di Masjid jika wabah virus didaerahnya sudah meluas.
Tapi dengan semangat berapi-api si pembuat meme dan orang-orang yang meyakini ini dengan pedenya mengkritisi fatwa ulama. Dia mengajak orang agar tetap ke Masjid dan jangan takut kepada Corona.
Memang ini benar, tidak ada yang kita takutkan kecuali Allah.
Hanya saja semangat ini salah tempat. Mungkin maksudnya baik untuk memberi semangat. Tapi beragama kan ga harus modal semangat doang. Dan ajakan ini bisa jadi fatal apalagi ditengah daerah yang peyebaran virusnya sudah meluas.
Orang-orang yang tidak shalat Jumat/jamaah ke Masjid bukan karena imannya lemah karena takut Corona tapi untuk berupaya menghindari/mencegah korban lebih banyak lagi.
Lagian kalau mereka orang-orang yang merasa ga takut Corona itu ikut terpapar, orang lain juga yang jadi korbannya (tertular), mulai dari keluarganya, tetangganya, teman dan bisa jadi orang-orang satu kampung ikut terinfeksi. Bisa-bisa dia jadi hotspot penyebaran penyakit di provinsinya. Apa anda mau keluarga anda juga turut menjadi korban. Naudzubillahi min dzalik..
Orang yang sering ke Masjid pastilah sedih karena tidak bisa lagi beribadah disana. Tapi ini kan bukan disengaja, karena ada wabah, jika wabah mereda ya kita bisa beribadah seperti biasanya. Ini yang namanya Rukshah yaitu keringanan yang diberikan Allah, salah satunya contohnya ya dalam kasus ini: dibolehkan untuk tidak shalat di Masjid karena bahaya virus.
Dalam Islam itu kita disuruh berikhtiar dulu baru tawakkal (berserah diri). Kita berupaya mencegah, menghindari, baru kita serahkan sama Allah hasil akhirnya.
Bukan malah ujug-ujug menyombongkan diri. Memang ada orang-orang yang tidak melakukan apa-apa, hanya pasrah kepada Allah saat bencana datang. Tapi orang yang kayak mana dulu? Orang-orang itu adalah para kekasih Allah atau yang istimewa di mata Allah. Hingga Allah pun senantiasa melindunginya. Nah kita...???
Doa-doa kita aja pun sering dipending atau malah tidak dikabulkan karena dosa-dosa kita. Kayak begini mau sesumbar ga takut dengan Corona?
Atau anda memang merasa orang yang dekat sama Allah hingga dijauhkan dari segala marabahaya?
Kalau anda memang orang yang merasa dekat sama Allah itu harusnya merendah, tawadhu, bukan malah sesumbar?
Saya sendiri jujur ya takut sama Corona, ya karena itu bencana/pandemi/penyakit menular! Masa harus berani dengan bencana? Orang normal itu jika ada bencana ya harusnya menghindar?
Dan saya masih terikat dengan hukum sebab akibat dimana saya harus berikhtiar untuk menghindari suatu bencana.
Dan juga saya ga ingin tertimpa musibah, saya ga ingin orang-orang saya cintai turut terkena wabah.
Salahkah saya?
Jika memang anda yakin dengan keyakinan tak usah takut dengan Corona, coba aja datangi orang-orang yang terpapar virus Corona. Coba dekat-dekat sama mereka? Berani???
Bukankah anda bilang virus Corona itu cuma mahluk Allah, kenapa harus takut? Iya kan? Berani engga????
Manusia itu fitrahnya punya rasa takut. Dan selama rasa takut itu tidak merembet ke wilayah Tauhid, itu dibolehkan seperti takut sama penyakit berbahaya, takut sama binatang buas, takut sama penguasa zhalim, takut sama preman, dan lainnya, ini manusiawi.
Ada macam rasa takut yang dibolehkan dan dilarang, silakan baca saja di media muslim.or.id.
Jadi takut terjangkit virus Corona ini manusiawi, dibolehkan. Dan ini tidak ada kaitannya dengan keimanan, kecuali anda takut sama Corona karena dialah yang bisa membikin hidup dan mati anda, nah ini dilarang, syirik namanya.
Menjauhi bahaya itu juga diperintahkan Rasulullah SAW lho? Jadi ada sunnahnya.
Ini salah satu haditsnya:
Larilah kamu dari orang yang kena Kusta seperti kamu lari menghindari singa. (HR. Muslim).
Sudahlah jangan berselisih, patuhi fatwa ulama. Ditengah bencana tak seharus kita berkonflik, ini bukan masalah politik lagi, tapi masalah nyawa manusia, nyawa umat Islam.
Semua ulama-ulama di negara Islam sudah berfatwa membolehkan ummat tidak shalat di Masjid tentu tidak sembarang harus diterapkan, lihat situasi dan kondisi daerah yang terwabah virus. Jika masih memungkinkan untuk ke Masjid, silakan ke Masjid, jika keadaan tidak memungkinkan maka shalat di rumah saja.
Semoga bencana virus Covid 19 ini segera berlalu. Semoga para ahli medis segera menemukan vaksin penawarnya. Semoga Allah menjauhkan kita dari segala mara bahaya dan bencana..
Amiin ya Rabb....
Post a Comment