Mungkin anda heran dengan judul ini, kok saya tidak suka ngebahas politik?
Bukankah beberapa artikel di blog ini ngebahas tentang politik?
Benar saya ga suka ngebahas politik, apalagi politik praktis, beeeuuuh malas saya, bikin bete. Politik itu melelahkan, simpang siur dan njelimet. Di media sosial Facebook nyaris saya ga pernah ngebahas dan share tentang politik. Suka pusing saya dengan tipu daya dan konflik politik ini.
Jika pun saya ada ngebahas tentang politik di blog ini, itu bukanlah politik praktis, tapi nasehat politik. Menasehatkan orang agar memilih pemimpin Muslim, memilih pemimpin yang islami dan jangan memilih pemimpin kafir. Sudah itu saja.
Politik itu tidak busuk semuanya? Tergantung apa landasannya? Jadi kalau landasannya bukan berdasarkan Islam, alamat politik ini akan ditunggangi oleh orang-orang yang rakus, ambisius, curang, khianat dan sebagainya. Tapi sebaliknya jika ia dilandaskan kepada Al Qur-an dan Sunnah, maka akan membawa kepada kebaikan dan manfaat kepada ummat dunia dan akhirat.
"Tapi pak, ada partai Islam yang saat anggota-anggotanya terpilih menjadi pejabat negara lalu korupsi, itu gimana pak. Berarti munafik itu embel-embel Islam??"
"Ya ga gitu Boss? Main tuding munafik aja? Kalau ada kejadian kayak gitu berarti anggotanya yang harus anda kritik/salahkan? Atau partainya yang sudah melenceng dari jalur Syariat? Bukan Islamnya?"
Ajaran Islam itu mengajarkan yang benar kepada pemeluknya. Dalam hal apa pun dan dalam situasi/keadaan apa pun, Islam mengajarkan kemasalahatan untuk kehidupan ummatnya. Anda mau jadi presiden, mentri, jenderal, dokter, professor, ustadz, pedagang, bisnisman, blogger pasti akan selalu tetap memegang teguh keimanannya, apa pun akitifitas mereka maka bertujuan untuk mencari keridhaan Allah dan membela Islam.
Jadi kalau ada pemimpin, walau agamanya Islam tapi kemudian melakukan tindakan pelanggaran/kesalahan ya salahkan individunya. Jangan bawa-bawa agamanya.
Jangan karena ada presiden yang Muslim tapi karena khianat/tidak amanah dalam memimpin negaranya terus trauma sama Islamnya, ujung-ujungnya kapok memilih pemimpin Muslim, malah memilih pemimpin kafir karena katanya baik akhlaknya. Ini sama aja ga benar. Anda terlalu polos ini namanya.
Makanya kritis dong, pilih pemimpin Muslim yang benar agamanya.
Anda tahu, politik di negeri ini jenis apa? Yup betul, politik busuk, karena landasannya bukan dari Kitabullah dan Sunnah. Anda lihat sendiri carut marut, konflik, sandiwara, topeng semuanya. Saya tidak menyalahkan orang-orang Islam yang bersih hatinya terlibat dalam politik busuk ini ya? Mereka orang-orang baik lurus hatinya untuk membela agamanya, tapi sering jadi korban kecurangan dan kebusukan dari politik busuk ini.
Untuk ini saya trauma dan lelah melihat konflik politik di negeri ini.
Kamu tahu kawan?
Islam tidak akan bisa bersinergi dengan politik demokrasi yang busuk ini. Tidak akan bisa. Kepentingan Islam bertentangan dengan kepentingan ambisi kekuasaan duniawi. Para politikus Muslim yang lurus tak kan pernah terpilih (sangat berat) jadi pemimpin di alam demokrasi yang busuk ini. Karena para politikus busuk dan pengikutnya tak kan pernah ridha dengan orang-orang baik yang membela Islam. Disinilah sepanjang pengertian politik demokrasi tidak sejalan dengan Islam. Tak heran jika banyak orang yang alergi politik, karena politik bersih jadi korban fitnah dari politik busuk tadi.
Saya berkata begini, bukan berarti menghasut anda untuk membenci buta politik. Bukan itu kawan? Membenci buta politik ya ga bagus juga. Jadi skeptis, cuek, ga mau tahu apa yang terjadi dengan negaranya.
Kalau anda memang penggila politik dan mau terjun kedalamnya ya silakan saja, hanya saja seperti yang saya katakan diatas, bawa iman di dada. Jadi anda akan tahu kemana melangkah, ke arah yang baik atau yang buruk? Bukan karena ikut-ikutan atau ambisi jabatan dan kekuasaan.
Tapi jika anda seorang awam kayak saya, ga usah berat-berat mikirin politiknya. Cukup anda ketahui situasi politik negeri ini, anda ketahu siapa calon pemimpinnya, lalu dukung atau pilih yang baik (yang bela agama anda yaitu Islam). Sudah itu saja. Ga usah sok-sokan mau jadi caleg lah, salah-salah yang anda dukung malah orang-orang yang anti Islam. Lagian nanti kalau gagal nyaleg bisa stres. Makin bertambah orang gila di negeri ini.
Cukup tahu aja apa yang terjadi di negeri ini. Terus perhatikan siapa calon pemimpinnya, lalu direkomendasi ummat Islam tidak? Kalau didukung ummat, ya silakan ke TPS untuk nyoblos.
Tapi saya pribadi uda trauma dengan demokrasi ini, percuma aja nyoblos kalau dicurangi. Dari jaman Soekarno sampe sekarang, ummat Islam selalu dicurangi terus. Setiap pemimpin Muslim yang lurus ga pernah dikasih kesempatan untuk memimpin di negeri ini.
Kemungkinan saya golput untuk PEMILU periode berikutnya. Yah, lihat sajalah nanti, kalau memang situasi kondisinya seperti PEMILU yang sudah-sudah, bagus golput.
Saya ingatkan untuk tidak ikut-ikutan golput kalau tidak jelas alasannya.
Don't try this at home!
Post a Comment