Warning: Tulisan ini saya tujukan hanya untuk kalangan umat Muslim!
Sebentar lagi tahun 2018 akan segera berganti. Seperti biasa kebiasaan warga Muslim Indonesia bahkan negara-negara Muslim di dunia hampir kebanyakan menyambut dan merayakan tahun baru tersebut. Seakan acara pergantian tahun masehi ini wajib dirayakan. Dengan berbagai kemeriahan kembang api, tiup terompet, pentas musik, joged-joged, acara bakar-bakar (asal jangan bakar rumah aja), pokoknya begadang sampai pagi, besoknya Shubuh lewat.
Untuk saudara-saudara Muslimku, saya nasehatkan, jangan ikut-ikut merayakan perayaan yang bukan tradisi Islam tersebut. Jangan ya? Jangan ikut-ikut bakar petasan, jangan ikut-ikut pawai keliling jangan gabung ke acara panyambutan tahun baru, pokoknya jangan ikut-ikut memeriahkan. Diam saja lah di rumah.
Tahun baru masehi dan perayaan natal adalah satu paket. Itu saling berkaitan. Umat Islam dilarang mengucapkan selamat apalagi merayakannya. Yang merayakannya adalah mereka umat kristiani bukan kita umat Islam. Jadi tahun baru masehi adalah bagian dari aqidah umat kristiani.
Lihat penanggalannya (kalender). Islam punya penanggalan sendiri yaitu Hijriyah. Di kalender inilah diperingati semua hari-hari besar keagamaan kita (Islam).
Ya, karena yang menguasai dunia ini adalah negara Barat dan konco-konconya. Jadi kita harus ikut standarisasi mereka.
Saya pernah bertanya kepada tetangga baik saya yang beragama kristen, dia bilang tahun baru itu bagi mereka adalah sebagai bentuk perenungan atau istilah kita Muhasabah. Jadi mereka itu kalau tahun baru ga kelayapan tapi diam di rumah menanti pergantian tahun.
Lah terus siapa yang diluaran menyalakan kembang api, meniup terompet, pentas musik dangdutan, bakar-bakar dan sebagainya?
Ya siapa lagi, kalau bukan umat Islam?
Aneh tidak...??????
Orang-orang tahunya cuma gembira, bersuka cita, pakai baju bagus saat tahun baru, disangkanya itu perayaan tahunan biasa, tak tahu dia kalau itu bersinggungan dengan aqidah Islamnya. Apakah mereka mau mencari tahu? Entahlah, nampaknya mereka semua tak mau tahu dan hanya latah mengikut kebiasaan yang dilihatnya dari tahun ke tahun.
Jangan pernah menganggap kalau mengucapkan selamat kepada perayaan agama lain dan turut berpartisipasi dalam acara mereka adalah suatu basi-basi atau toleransi belaka. Anda bisa basa-basi dalam hal lain untuk menyenangkan hati orang lain tapi tidak dalam urusan keyakinan (aqidah).
Allah Ta'ala berfirman:
ﻭَﺗَﺤْﺴَﺒُﻮﻧَﻪُ ﻫَﻴِّﻨًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻈِﻴﻢٌ
"Dan kamu menganggapnya sesuatu hal yang ringan saja, padahal ia pada sisi Allah adalah (dosa) besar!" [QS an-Nûr (24) ayat 15].
Rasulullah SAW bersabda:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪَ ﻟَﻴَﺘَﻜَﻠَّﻢُ ﺑِﺎﻟْﻜَﻠِﻤَﺔِ ﻣَﺎ ﻳَﺘَﺒَﻴَّﻦُ ﻓِﻴْﻬَﺎ، ﻳَﺰِﻝُّ ﺑِﻬَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﺃَﺑْﻌَﺪَ ﻣِﻤَّﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻤَﺸْﺮِﻕِ
"Sungguh-sungguh seorang hamba mengucapkan suatu kata yang ia tidak memperhatikannya, tidak memikirkan keburukannya, dan tidak khawatir akan akibat (dampaknya), ternyata karenanya ia dilemparkan ke dalam Neraka lebih jauh dari apa-apa yang ada di antara Masyriq (Timur). ” [HR al-Bukhari no 6477; Muslim no 7406, 7407
Bagaimana anda bisa berbasa-basi atas sesuatu yang membuat Rabb-mu murka? Coba lihat dalam Al-Qur'an, berapa banyak ayat yang menjelaskan kemurkaan Allah terhadap orang-orang yang mengatakan Allah itu punya anak? Konsekwensinya besar lho?
Jadi ini bukan hal yang remeh temeh atau sekedar basa-basi
Allah Ta'ala berfirman:
ﻟَّﻘَﺪْ ﻛَﻔَﺮَ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﻟُﻮٓﺍ۟ ﺇِﻥَّ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻫُﻮَ ﭐﻟْﻤَﺴِﻴﺢُ ﭐﺑْﻦُ ﻣَﺮْﻳَﻢَ ۚﻗُﻞْ ﻓَﻤَﻦ ﻳَﻤْﻠِﻚُ ﻣِﻦَ ﭐﻟﻠَّﻪِ ﺷَﻴْـًٔﺎ ﺇِﻥْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﻥ ﻳُﻬْﻠِﻚَ ﭐﻟْﻤَﺴِﻴﺢَ ﭐﺑْﻦَ ﻣَﺮْﻳَﻢَ ﻭَﺃُﻣَّﻪُۥ ﻭَﻣَﻦ ﻓِﻰ ﭐﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺟَﻤِﻴﻌًۭﺎ ۗﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﻣُﻠْﻚُ ﭐﻟﺴَّﻤَـٰﻮَٰﺕِ ﻭَﭐﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ۚﻳَﺨْﻠُﻖُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺂﺀُ ۚﻭَﭐﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰٰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻰْﺀٍۢ ﻗَﺪِﻳﺮٌۭ
"Sungguh-sungguh telah kafir orang-orang yang berkata: "Sungguh Allah itu adalah al-Masîh putera Maryam". Katakanlah (wahai Muhammad): "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia hendak membinasakan al-Masîh putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di Bumi keseluruhannya?". Kepunyaan Allah-lah Kerajaan Langit dan Bumi dan apa yang ada di antara keduanya, Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatunya. ” [QS al-Mâ-idah (5) ayat 17].
Firman Allah Ta'ala lagi:
ﻟَﻘَﺪْ ﻛَﻔَﺮَ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﻟُﻮٓﺍ۟ ﺇِﻥَّ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻫُﻮَ ﭐﻟْﻤَﺴِﻴﺢُ ﭐﺑْﻦُ ﻣَﺮْﻳَﻢَ ۖﻭَﻗَﺎﻝَ ﭐﻟْﻤَﺴِﻴﺢُ ﻳَـٰﺒَﻨِﻰٓ ﺇِﺳْﺮَٰٓﺀِﻳﻞَ ﭐﻋْﺒُﺪُﻭﺍ۟ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﺭَﺑِّﻰ ﻭَﺭَﺑَّﻜُﻢْ ۖﺇِﻧَّﻪُۥ ﻣَﻦ ﻳُﺸْﺮِﻙْ ﺑِﭑﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻘَﺪْ ﺣَﺮَّﻡَ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﭐﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻭَﻣَﺄْﻭَﻯٰﻪُ ﭐﻟﻨَّﺎﺭُ ۖﻭَﻣَﺎ ﻟِﻠﻈَّـٰﻠِﻤِﻴﻦَ ﻣِﻦْ ﺃَﻧﺼَﺎﺭٍۢ ۞ ﻟَّﻘَﺪْ ﻛَﻔَﺮَ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﻟُﻮٓﺍ۟ ﺇِﻥَّ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﺛَﺎﻟِﺚُ ﺛَﻠَـٰﺜَﺔٍۢ ۘﻭَﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺇِﻟَـٰﻪٍ ﺇِﻟَّﺂ ﺇِﻟَـٰﻪٌۭ ﻭَٰﺣِﺪٌۭ ۚﻭَﺇِﻥ ﻟَّﻢْ ﻳَﻨﺘَﻬُﻮﺍ۟ ﻋَﻤَّﺎ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﻟَﻴَﻤَﺴَّﻦَّ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ۟ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺃَﻟِﻴﻢٌ
"Sungguh-sungguh telah kâfir orang-orang yang berkata: "Sungguh Allah ialah al-Masîh putera Maryam", padahal al-Masîh (sendiri) berkata: "Wahai Banî Israil, ‘ibadahilah Allah Rabb-ku dan Rabb kamu!". Sungguh orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya Syurga dan tempatnya ialah di Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun. Sungguh-sungguh telah kâfir orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada ilah (sesembahan yang di ibadahi) selain dari Ilah Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kâfir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih! ” [QS al-Ma-idah (5) ayat 72-73].
Anda yakini Allah itu Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan anda yakini juga Nabi Isa as itu adalah Nabi Allah. Tapi di lain kesempatan anda mengkhianati Allah dan NabiNya dengan mengucapkan selamat Natal kepada pemeluk Kristiani.
Apa itu maksudnya? Anda masih bilang itu basa-basi? Anda saja kalau difitnah marah dan tidak terima, bagaimana dengan Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Agung?
Soal toleransi, Islam itu mengajarkan umatnya menjalin persaudaraan dan kebaikan kepada sesama seperti kepada tetangga dam masyarakat dengan memelihara hak dan kehormatan baik kepada Muslim dan non Muslim. Jadi toleransi dalam Islam itu adalah dalam konteks kehidupan bermasyarakat bukan dalam keyakinan.
Dan saya yakin dengan tidak mengucapkan selamat natal dan tahun baru, tidak akan menyinggung teman-teman kita yang Kristiani dan pemeluk agama lainnya. Beri mereka pengertian dan penjelasan, pasti mereka mengerti? Mereka yang non Muslim maklum kok. Kitanya aja yang baper, heboh dan lebay. Lakum dinukum waliyadin.
Berhentilah mengucapkan selamat kepada perayaan agama lain dan jangan lagi ikut dalam perataan tahun baru yang selain bukan tradisi Islam juga itu sarat dengan hura-hura dan maksiyat. Pelajari agama mu dengan benar. Jika selama ini ada yang belum kau ketahui, maka pelajari lah, cari tahu agar kita tidak keliru dalam berkeyakinan. Ikuti orang-orang Islam yang berpemahaman lurus.
Semoga kita selalu berada di jalanNya yang lurus. Aamiin..
Tulisan lain lebih lengkap baca disini
benar sekali sob....
ReplyDeleteIya Sob
DeletePost a Comment